SADIS !!! Dituduh Curi Burung, Pengamen Mengaku Disiksa Polisi hingga Kencing Darah
Wonogiri - - Seorang pengamen di Wonogiri mengalami nasib mengenaskan. Dia ditangkap polisi karena dituduh terlibat pencurian burung. Setelah ditahan dua hari, ia dilepas karena dinyatakan tidak terbukti. Namun kondisi si pengamen itu terlanjur parah karena mengaku disiksa hingga kencing darah dan patah tulang.
Pengamen itu bernama Susanto. Warga Kampung Salak RT 4/ RW 3, Giripurwo, Wonogiri Kota, Wonogiri itu ditangkap aparat Polsek Selogiri, Wonogiri, awal pekan lalu. Selanjutnya dia dibawa ke Mapolsek Selogiri. Saat itu, di mapolsek telah ada dua orang yang juga diduga terkait kasus yang sama.
Susanto mengakui kenal dengan salah seorang yang ditangkap, namun membantah terlibat kasus pencurian itu. Bukannya mendapat respons positif, ia malah menjadi bulan-bulanan polisi.
"Bukan hanya dipukuli, tapi juga disetrum," papar Susanto, saat ditemui di bangsal perawatan RSUD Wonogiri, Kamis (7/2/2013).
Setelah dua hari di Mapolsek Selogiri, Susanto dibawa ke Mapolres Wonogiri. Pemeriksaan di Polres menunjukkan Susanto tidak terbukti terlibat kasus pencurian sehingga harus dilepas. Saat dilepas, kondisi Susanto sangat lemah karena mengalami luka di beberapa bagian tubuhnya. Rekan-rekannya sesama pengamen langsung membawanya ke rumah sakit.
"Kencing saya bercampur dengan darah. Selama di kantor polisi, sama sekali tidak diberi obat apapun," lanjut Susanto dengan suara lemah.
Kasi Pelayanan Medik RSUD Wonogiri, Adhi Darma, memaparkan pasien atas nama Susanto masuk rumah sakit pada hari Rabu (6/2) kemarin. Pasien mengalami patah tulang pada jari kelingking, luka memar di beberapa bagian tubuh serta luka bekas cekikan di leher. Pihak rumah sakit masih melakukan observasi kemungkinan adanya luka dalam karena pasien mengeluh air seninya bercampur darah.
Atas kejadian itu, pihak keluarga Susanto bertekad akan melaporkan ke Propam Mabes Polri. Orangtua Susanto, Tukiman, menilai polisi telah bertindak melampaui batas. Lagipula akhirnya terbukti anaknya tidak terlibat dalam peristiwa pencurian burung sebagaimana tuduhan itu.
Kapolres Wonogiri, AKBP Tanti Septiyani, mengaku belum menerima laporan dari jajarannya terkait kasus tersebut. Dia menyatakan masih berada di Semarang, sehingga belum bersedia memberikan tanggapan lebih lanjut mengenai kasus itu. "Saya masih di luar kota, nanti ya," katanya melalui telepon.
Wonogiri - - Seorang pengamen di Wonogiri mengalami nasib mengenaskan. Dia ditangkap polisi karena dituduh terlibat pencurian burung. Setelah ditahan dua hari, ia dilepas karena dinyatakan tidak terbukti. Namun kondisi si pengamen itu terlanjur parah karena mengaku disiksa hingga kencing darah dan patah tulang.
Pengamen itu bernama Susanto. Warga Kampung Salak RT 4/ RW 3, Giripurwo, Wonogiri Kota, Wonogiri itu ditangkap aparat Polsek Selogiri, Wonogiri, awal pekan lalu. Selanjutnya dia dibawa ke Mapolsek Selogiri. Saat itu, di mapolsek telah ada dua orang yang juga diduga terkait kasus yang sama.
Susanto mengakui kenal dengan salah seorang yang ditangkap, namun membantah terlibat kasus pencurian itu. Bukannya mendapat respons positif, ia malah menjadi bulan-bulanan polisi.
"Bukan hanya dipukuli, tapi juga disetrum," papar Susanto, saat ditemui di bangsal perawatan RSUD Wonogiri, Kamis (7/2/2013).
Setelah dua hari di Mapolsek Selogiri, Susanto dibawa ke Mapolres Wonogiri. Pemeriksaan di Polres menunjukkan Susanto tidak terbukti terlibat kasus pencurian sehingga harus dilepas. Saat dilepas, kondisi Susanto sangat lemah karena mengalami luka di beberapa bagian tubuhnya. Rekan-rekannya sesama pengamen langsung membawanya ke rumah sakit.
"Kencing saya bercampur dengan darah. Selama di kantor polisi, sama sekali tidak diberi obat apapun," lanjut Susanto dengan suara lemah.
Kasi Pelayanan Medik RSUD Wonogiri, Adhi Darma, memaparkan pasien atas nama Susanto masuk rumah sakit pada hari Rabu (6/2) kemarin. Pasien mengalami patah tulang pada jari kelingking, luka memar di beberapa bagian tubuh serta luka bekas cekikan di leher. Pihak rumah sakit masih melakukan observasi kemungkinan adanya luka dalam karena pasien mengeluh air seninya bercampur darah.
Atas kejadian itu, pihak keluarga Susanto bertekad akan melaporkan ke Propam Mabes Polri. Orangtua Susanto, Tukiman, menilai polisi telah bertindak melampaui batas. Lagipula akhirnya terbukti anaknya tidak terlibat dalam peristiwa pencurian burung sebagaimana tuduhan itu.
Kapolres Wonogiri, AKBP Tanti Septiyani, mengaku belum menerima laporan dari jajarannya terkait kasus tersebut. Dia menyatakan masih berada di Semarang, sehingga belum bersedia memberikan tanggapan lebih lanjut mengenai kasus itu. "Saya masih di luar kota, nanti ya," katanya melalui telepon.
__._,_.___
Reply via web post | Reply to sender | Reply to group | Start a New Topic | Messages in this topic (1) |
.
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar