Halim Mahfudz : "Pemanggilan Pemain Timnas dan Penegakan Statuta"
Malam semua, update; PSSI sdh kirim undangan ke semua klub di 2 liga utk kembali di bwh Yurisdiksi PSSI. Itu sesuai dg Statuta FIFA dan PSSI bhw PSSI adalah federasi yg berhak menata dan supervisi kompetisi, tak ada yg lain
PSSI tetapkan batas waktu mendaftar bagi klub pd 3 Jan 2013. Jika blm daftar akan diberi kelonggaran hingga 9 Jan, Jika setelah tgl 9 Jan 2013 klub tidak juga mendaftar, maka akan dikenai sanksi sesuai aturan yg berlaku
PSSI juga telah memanggil pemain2 utk bergabung dg TC timnas mulai 4 Jan 2013, Demi kepentingan nasional, PSSI berharap para pemain bergabung dg timnas, Pemain yg menolak bergabung dg timnas adalah pelanggaran profesi serius thd masa depan mrk sendiri, Dan pengurus klub yg disurati tp menahan pemain yg dipanggil timnas adalah pelanggaran profesi yg sangat serius
PSSI akan mendaftar pemain yg menolak bergabung dg timnas dan mengirimkannya ke AFF, AFC dan FIFA, Seluruh otoritas spkbola di dunia akan menerima daftar pemain jika mereka menolak bergabung ke timnas. Begitu juga dg pengurus klub yg menghalangi pemain bergabung ke timnas. Nama2 mrk akan didaftar dan dikirim ke seluruh otoritas sepakbola anggota FIFA, AFC dan AFF
Tak perlu bahas bakal ada timnas lain bentukan siapa pun di luar PSSI krn itu cuma alihkan perhatian saja
PSSI Siap Berikan Jaminan Bagi Pemain ISL Yang Dipanggil Timnas
DewiBola.com - Pemain-pemain dari ajang Indonesia Super League (ISL) yang dipanggil Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) untuk memperkuat tim nasional Indonesia di kualifikasi ala Asia 2015, kini tak perlu lagi merasa was-was. Sebab, organisasi sepakbola tertinggi di Indonesia itu kini siap memberikan jaminan bagi para pemain tersebut.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI, Halim Mahfudz pun mengatakan bahwa para pemain ISL sekarang bisa segera bergabung ke TImnas dan tidak perlu khawatir meski tidak mendapatkan restu dari klub.
"Yang pasti kita akan jamin para pemain yang ditahan oleh klubnya. Namun, belum bisa menjelaskan secara general apa bentuk jaminannya tersebut," ujar Mahfudz.
Lebih lanjut ia menerangkan bahwa sejauh ini, belum ada pemain yang meminta dengan tegas jaminan tersebut kepada pihak PSSI. "Kalau mereka minta pasti akan kami berikan. Mengenai bentuknya seperti apa, kita belum bisa jelaskan secara general. Pastinya, case per case dari pemainnya," imbuhnya.
Sebelumnya, PSSI telah merilis daftar 43 nama pemain yang akan mengikuti seleksi pembentukan Timnas menghadapi Kualifikasi Piala Asia 2015. Dalam daftar tersebut, muncul nama-nama pemain ISL seperti Bambang Pamungkas (Persija), Muhammad Ridwan (Persib), Greg Nwokolo (Arema), I Made Wirawan (Persib), Boaz Salossa (Persipura) dan Ahmad Bustomi (Mitra Kukar).
Sementara itu, wajah-wajah lama yang sebelumnya memperkuat timnas di Piala AFF 2012 baru-baru ini, juga tetap dipertahankan. Pemain-pemain itu antara lain Andik Vermansyah, Taufiq, Samsul Arif, Irfan Bachdim dan Wahyu Wijiastanto. (bln/sam)
CATATAN : Terjemahan Surat FIFA pada Menpora
by Oleh: Nugroho Widiyanto
Saat ini kita bersyukur bahwa FIFA tidak menjatuhkan sanksi. Akan tetapi perdebatan ditanah air begitu hangat soal sikap FIFA. Ada begitu banyak pelintiran dari berbagai pihak hanya untuk membenarkan pendapatnya. Mari kita urai lewat surat resmi FIFA pada Menpora yang juga di-cc-kan pada PSSI dan bisa diunduh diwebsite resmi PSSI (disini #mce_temp_url#)
FIFA
Kepada Yang Mulia
Dr. Andi Alfian Malarangeng
Mentri Pemuda dan Olahraga
Jakarta
Zurich, 26 November 2012
SG/tre/oco
Situasi Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia
Yang Mulia Bapak Menteri,
Kami akan memberitahukan kepada Anda tentang situasi PSSI saat ini dan resiko sanksi yang mungkin akan menjadi kenyataan dengan segera. Selama tahun-tahun terakhir ini, FIFA dan AFC telah mengamati dengan dekat situasi sepakbola di Indonesia untuk mengatasi kesulitan yang menghambat perkembangan sepakbola. Kami mulanya berpikir bahwa pembuatan statuta baru dan diikuti dengan pemilihan yang terselenggara pada bulan Juli 2011 akan melahirkan suasana dan jalan baru untuk perbaikan sepakbola di Indonesia. Sayangnya, masalah kembali muncul dengan pertengkaran internal yang berujung pada terbentuknya sebuah liga yang tidak direstui dan sebuah tim nasional tandingan.
Karena AFC dan FIFA masih punya maksud baik untuk membantu persepakbolaan Indonesia, AFC dan FIFA membentuk sebuah Task Force dengan tanggungjawab untuk menyertai proses tersebut dengan menyelenggarakan sebuah forum untuk berdebat atas masalah-masalah yang ada dan membantu memberi nasihat pada pihak-pihak yang terlibat. Sebagai tambahan, sebuah Joint Committee juga dibuat untuk memutuskan hal-hal yang tertunda pembahasannya. Sesudah beberapa kali pertemuan, tampaknya CJ tersebut tidak menghasilkan hasil yang diharapkan seperti yang diperlihatkan pada kontroversi terakhir yang berhubungan dengan masalah pelepasan pemain untuk membela Tim Nasional. Masalah Indonesia sudah diperdebatkan di tingkat tertinggi FIFA pada beberapa kesempatan. Komite Asosiasi FIFA sudah memutuskan pada Septemner 2012 untuk memberi kesempatan pada PSSI sampai tanggal 10 Desember 2012 untuk mengadopsi statuta baru dan untuk bekerja sesuai dengan rancangan yang baik bagi para anggota/delegasi. Komite sudah mengingatkan bahwa jika terjadi kegagalan, kasus ini akan dibawa dihadapan Komite Eksekutif FIFA pada tanggal 14 Desember 2012 untuk mendapatkan sanksi yang bisa sampai pada penghentian sementara (suspension). Sayangnya lagi, tampaknya tujuan yang sudah digariskan kembali tidak dapat dicapai dan karena itu kami memperkirakan bahwa PSSI akan mendapat sanksi.
Sungguh dan seperti yang sering kami ungkapkan sebelumnya, peran PSSI adalah untuk mengorganisasi dan mengawasi sepakbola dalam segala jenisnya sesuasi dengan pasal 10 dan 13 Statuta FIFA. Karena itu, liga dari sebuah anggota FIFA harus dibawah pengawasan dan direstui oleh anggota FIFA tersebut (artikel 18 dari Statuta FIFA). Situasi sekarang jelas-jelas tidak sesuai dengan kewajiban tersebut. Keberadaan dari liga illegal/swasta tidak dapat diterima karena hal tersebut memberi peluang atas perilaku yang tidak bisa diterima seperti kurangnya prosedur pengadilan yang adil atau bahkan lebih buruk lagi, pengaturan hasil pertandingan (match-fixing) yang merupakan salah satu keprihatinan utama FIFA pada saat ini.
Karena batas waktu akan segera tiba dan sesuai dengan situasi terkini, kami kembali mengingatkan bahwa pemerintah Indonesia harus sadar akan adanya sanksi yang akan dijatuhkan pada Indonesia. Kami sadar bahwa Indonesia sangat gemar dengan sepakbola dan sanksi tersebut akan memiliki dampak utama bagi Indonesia. Kami sudah berusaha dengan tanpa lelah untuk mengatasi masalah ini tetapi kami mohon maaf bahwa tidak ada lagi pilihan kecuali tujuan FIFA dan AFC dapat dipenuhi atau ada perkembangan yang signifikan sudah dibuat untuk meyakinkan organ FIFA yang terkait.
Hormat kami,
FIFA
Jerome Valcke
Sekretaris Jendral
Cc: AFC, PSSI
(diterjemahkan oleh Y. Nugroho Widiyanto, Mahasiswa S3 Pengajaran Bahasa Asing di Ohio State University, Columbus, USA)
Kalau kita lihat reaksi YM Andi Malarangeng dan diikuti oleh penggantinya YM Agung Laksono, ada hal yang benar dalam pernyataan mereka (juga diikuti oleh Bu Rita dan Bapak Agum Gumelar) bahwa Indonesia memang diberi peringatan yang keras bahwa sanksi akan diturunkan.
Yang salah adalah reaksi Bapak Mentri dan penerusnya yang justru memojokkan PSSI, padahal PSSI justru menjadi korban. Silakan kembali membaca surat diatas terutama pada bagian yang saya tebalkan…. TIDAK terlihat bahwa PSSI-lah yang disalahkan oleh FIFA. Yang disalahkan adalah penyandraan pemain ISL dari Timnas dan masih berjalannya liga ISL dan segala turunannya (Celebes Cup, IIC dsb) tanpa dibawah yuridiksi PSSI. Jadi tidak benar bahwa PSSI yang disalahkan karena membatalkan MOU, justru ISL dan KPSI yang dipersalahkan karena menginjak-injak MOU yang sudah disusun.
Kalau Pemerintah lebih peka pada surat ini, FIFA juga menyalahkan pemerintah yang tidak mampu membantu PSSI untuk menegakkan hukum di Indonesia bahwa PSSI adalah satu-satunya organisasi yang punya otoritas atas sepakbola. Surat tersebut juga menunjukkan bahwa kalau Indonesia mendapat sanksi, justru pemerintah yang akan rugi karena kegemaran masyarakat akan hilang. Sebagai senior saya di alumni Amerika, saya menaruh hormat pada YM Andi Malarangeng. Akan tetapi saya menyayangkan bahwa beliau bisa tidak memahami surat FIFA yang begitu jelas dengan bahasa yang sangat sederhana. Kepada Ibu Rita yang saya pandang sebagai figur netral, mohon surat tersebut dibaca lagi dan tolong berdialog dengan PSSI … bukan justru dengan NUGRAHA BESOES.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar