Selasa, 01 Oktober 2013

[Media_Nusantara] Kasus Penjualan Kapal VLCC Yg Merugikan Negara

 

Kasus Penjualan Kapal VLCC Yg Merugikan Negara

By @faisalyusra

Pertamina dg susah payah membeli baru 2 VLCC utk bangun ketahanan stok minyak mentah impor dr Rastanura. Di saat kapal sdh jadi dibangun di Korea, terjadi pergantian direksi PT PERTAMINA dan di hari pelantikan sdh ngomong akan jual VLCC. Pekerja PT PERTAMINA dlm organisasi FSPPB sdh ingatkan dan ajak diskusi Dirut AN utk batalkan penjualannya. Tp Direksi bergeming.

Dirut AN waktu itu dg lantang katakan kalau sewa VLCC lbh dr USD 23.000 per hari dia tanggung jawab. Saat itu sewanya USD 21.000 per hari. Karena pertemuan FSPPB dan Direksi waktu itu panas krn Direksi keukeuh mau jual VLCC, Pekerja Pertamina walkout dan rencana demo. Direksi masih coba dekati pentolan FSPPB utk dpt memahami penjualan VLCC. Pengurus inti diiming-imingi jabatan pd satu pertemuan. Pertemuan di sbh hotel, hadir dirbang, Kadiv SDM, Kadiv Komunikasi Pertamina, sementara dr FSPPB Ketua Umum dan Sekjen. Saat itu kedua pentolan FSPPB ditawari jabatan asal dpt memahami penjualan VLCC. Tp kedua Pengurus tsb bergeming. Pertemuan gagal.

Dirut AN dikabari dan marah krn misi tim gagal. Dan perintahkan hrs didapat kesepakatan. Akhirnya salah satu pengurus SP berhasil dirayu. Ybs berani buat statemen terima penjualan VLCC atas nama satu SP angg FSPPB dan dimuat di harian Suara Karya di edisi hari Senin. Hari Rabunya, ybs dilantik jd Manager sebagai hadiah atas upayanya katakan tdk keberatan penjualan VLCC. Itu bentuk pengkhianatan.

FSPPB tetap menolak meski kapal VLCC sdh dijual. Dg didukung oleh beberapa aktifis seperti Drajat Wibowo, FSPPB menentang. Penentangan dg 2 tujuan, lengserkan Direksi dan bawa ke ranah hukum. Krn begitu dijual sewa VLCC pernah melonjak jd USD 75.000 per hari. Dg perjuangan yg keras, Direksi berhasil dicopot. Meskipun saat itu perjuangan FSPPB mau diberangus dg berbagai cara.

Soal korupsi menemui jalan buntu. Krn aparat hukum berpegang kapal VLCC dijual lbh mahal dr harga beli. Tdk ada kerugian menurut mereka. Tp aparat hukum lupa, sewa kapal naik dr USD 21 rb mjd USD 45 rb dan malah pernah USD 75 rb. Masalah hukum tamat. Konspirasi? Tdk jelas. Padahal deputi perkapalan DW saat itu gemetaran saat mau kontrak sewa krn harga melejit setelah VLCC dijual. Padahal klu kita punya 2 VLCC itu, stok crude sangat aman dan harga tdk bisa dipermainkan pr trader. Disinilah permainan itu dijalankan.

Akhirnya meski Direksi dicopot, para trader dan penyewa kapal duduk ongkang-ongkang naikkan tarif krn kita tdk punya VLCC. Sebentar lagi kapal VLCC yg kita jual dulu akan melayani kita dg sewa yg mrk tentukan tarif. Kapal double hull VLCC jd ironi.

Bgmn dg nasib si pengkhianat itu? Yg dpt hadiah jd manager itu? Sejak thn 2003 sampai sekarang tetap di jabatan manager. Dikutuk!!. Anak buahnya malah jd pejabat yg lbh tinggi. Jd VP malah SVP. Dia kena kutuk krn jd pelacur jabatan. Tuhan tidak tidur.

Kasus penjualan kapal ini seharusnya dibuka kembali oleh Kejagung. Masih banyak saksi yg dulu dipanggil masih ada di PT PERTAMINA. Rasanya menteri, direktur utama, direktur keuangan dan direktur pemasaran PT PERTAMINA saat itu perlu diperiksa ulang krn negara rugi. Jual kapal memang untung dibanding harga beli. Tp sewa kapal yg berlipat ganda setelah VLCC dijual bukan kerugian?

Semoga Kejagung buka lagi file pemeriksaan tahun 2003. Pekerja PT PERTAMINA yg ingin menjaga eksistensi perusahaan saat itu dimusuhi. Dg dibuka kembali perkara tsb akan menegakkan keadilan dan kehormatan negara. Uang negara tdk boleh dipermainkan.

Kini saatnya tabir aib PT PERTAMINA yg menjual VLCC di tahun 2003 dibuka dan diselesaikan. Hidup PT PERTAMINA hidup rakyat Indonesia!!

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar