Senin, 21 Januari 2013

[Media_Nusantara] Setelah Diping-Pong, Pasien Difteri Tewas

 

Setelah Diping-Pong, Pasien Difteri Tewas 

Foto: Setelah Diping-Pong, Pasien Difteri Tewas     Bangkalan, Seruu.com - Untuk kesekian kalinya seorang anak dibawah umur penderita Difteri, meninggal dunia setelah sempat dirawat intensif selama 5 hari di RSUD Syamrabu Bangkalan. Idintitas pasien diketahui bernama Musfiqoh (15) meninggal di rumahnya, Desa Maneron, Kecamatan Sepuluh.    Sebelum meninggal dunia pasien dirawat di RSUD Syamrabu. Bahkan, pihak rumah sakit menyatakan sudah sembuh. Sehingga, dibawa pulang ke rumahnya oleh keluarganya.

Bangkalan, Seruu.com - Untuk kesekian kalinya seorang anak dibawah umur penderita Difteri, meninggal dunia setelah sempat dirawat intensif selama 5 hari di RSUD Syamrabu Bangkalan. Idintitas pasien diketahui bernama Musfiqoh (15) meninggal di rumahnya, Desa Maneron, Kecamatan Sepuluh.

Sebelum meninggal dunia pasien dirawat di RSUD Syamrabu. Bahkan, pihak rumah sakit menyatakan sudah sembuh. Sehingga, dibawa pulang ke rumahnya oleh keluarganya.

"Saya menggunakan jalur Surat Pernyataan Miskin (SPM), tapi dipingpong oleh pihak RSUD dan Puskesmas Sepulu. Ceritanya, ketika awal sakit, keluarga langsung membawa Musfiqoh ke Puskesmas Klampis," ujar Paman Korban, Mesdi, Senin (21/1/2013).

Misdi menjelaskan, dari hasil diagnose sementara dinyatakan terkena penyakit difteri. Kemudian puskesmas tersebut memberi rujukan untuk dibawa ke RSUD Bangkalan. Sayangnya, setelah di bawa Ke RSUD Syamrabu, pihak Rumah sakit malah mengatakan tidak sakit kepada pasien. Dan menyarankan untuk dirawat di Puskesmas setempat yaitu Puskesmas Sepulu.

"Ketika dibawa ke Sepulu ditolak lagi. Dengan alasan tidak mampu mengobati pasien difteri, kemudian disarankan untuk kembali ke RSUD. Kami sabar saja karena ingin sembuh kembali lagi ke RSUD yang akhirnya meninggal dunia," ungkapnya.

Sementara itu, Kordinator Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) Kecamatan Sepuluh, Moh. Arif Rahman Hakim, sangat kecewa dengan pola pelayanan yang diberikan instansi kesehatan di Bangkalan. Baik RSUD maupun Puskesmas. Khususnya, bagi para pasien yang menggunakan SPM, Jamkesmas, Jamkesda dan lain sebagainya.

"Anggaran pemerintah untuk biaya warga miskin ditambah. Tapi pelayanan kesehatan tetap buruk. Ini kan malah terbalik. Seharusnya semakin banyak anggaran, semakin banyak alokasi untuk melayani warga miskin," tukasnya.

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
.

__,_._,___

1 komentar:

  1. Bajingan memang pegawai rumah sakit itu, bukan dokter, bukan perawat, tak terkecuali , , tidak dimana saja, , hampir setiap Rumah Sakit pemerintah, pelayanannya seperti itulah halnya . . semua hanya berorientasi pada UANG Semata. . . padahal mereka sudah memperoleh gaji sebagai PNS, tambah lagi tunjangan fungsionalnya, tambah lagi pendapatan ini-itu, masih aja kelakuan mereka seperti manusia jaman prasejarah yang belum beradab . . wahai para Dokter, Para Perawat, Para Pegawai Rumah Sakit>>>Sadarlah kalian sebagai Manusia, jika Hal itu terjadi pada Kalian apa yang kalian rasakan. jika kalian memberikan perawatan yang bagus bukankah kalian juga tidak mengeluarkan duit sepeser lalat untuk mereka pasien ?? profesi saya juga seorang perawat dirumah sakit pemerintah . . sungguh miris . . .

    BalasHapus