DPRD Jatim Minta Penggunaan Dana Rp 158 M di KONI Diusut
SURABAYA (Surabaya Pagi) – DPRD Jawa Timur bakal meminta pertanggungjawaban pengurus KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) Jawa Timur, menyusul kegagalan Jawa Timur mempertahankan juara umum pada PON (Pekan Olahraga Nasional) XVIII/2012 Riau. Pasalnya, induk organisasi yang diketuai Saifullah Yusuf (Wagub Jatim) ini sudah menghabiskan dana APBD 2012 sekitar Rp 158 miliar.
Meski support dana besar, namun kontingen Jatim hanya mampu bertengger di peringkat tiga dengan perolehen 86 emas. Jauh di bawah urutan pertama DKI Jakarta dengan 110 emas dan urutan dua Jawa Barat dengan 99 emas. Ini membuat masyarakat Jawa Timur yang uangnya disedot KONI Jatim kecewa berat. "Seharusnya dana untuk KONI itu sangat bermanfaat untuk biaya pasien miskin yang sekarang sedang kekurangan," ungkap Achmad Jabir, anggota Komisi E DPRD Jatim, kemarin.
Tak hanya kalangan dewan, warga biasa juga kecewa. Hamdani, misalnya. Buruh pabrik di Rungkut ini awalnya berharap Jatim bisa mempertahankan gelar, seperti baliho yang dipasang di sejumlah perempatan jalan di kota Surabaya. Namun, harapannya itu malah menimbulkan kekecewaan. Terlebih lagi, ketika disinggung KONI menghabiskan Rp 158 miliar untuk kepentingan PON, pemuda ini kaget. "Lho, kok banyak? Masak untuk olahraga saja sebesar itu, lebih baik disumbangkan untuk kami yang setiap hari hidup pas-pasan," keluh Hamdani.
Hal senada dikatakan Wicaksono, mahasiswa semester VIII ITS. Menurutnya, pimpinan KONI Jatim terutama Ketua Umumnya, Saifullah Yusuf harus bertanggung jawab. "Dana kan sudah diberi, kalau gagal ya harus ada pertanggungjawaban kepada masyarakat Jatim," ujar Wicaksono.
Sementara itu, anggota Komisi E DPRD Jatim Zainal Arifin membenarkan jika saat pengajuan dana, KONI Jatim menjanjikan untuk tetap menjadi juara umum. "Dulu saat minta anggaran, KONI Jatim berjanji akan meraih 117 emas, dan target juara umum, tapi ternyata target itu meleset," ungkapnya, kemarin. Karena itu, lanjutnya,
Komisi E mendesak melakukan evaluasi alias 'mengadili' terhadap pengurus KONI Jatim. Namun menurutnya, bukan hanya pengurus KONI yang dihadirkan. Tapi, cabang olahraga (cabor) perlu dipanggil juga, agar bisa menjelaskan kebutuhan dana dan pembinaanya selama ini. "Evaluasi dilakukan agar sama-sama mengetahui, apa ada kesalahan dalam pembinaan, sehingga target juara umum tidak terpenuhi," urai dia.
Lanjut Zaenal Arifin, jajaran Komisi E sudah bersepakat melakukan evaluasi bersama hasil kontingen Jatim dalam perolehan PON XVIII lalu. Dirinya juga menjanjikan jadwal evaluasi bakal digelar sebelum akhir bulan ini.
Anggota Komisi E lainnya, Kodrat Sunyoto juga menyampaikan target KONI sebagai juara umum sudah kandas. Padahal, biaya yang diberikan melalui APBD Jatim mencapai Rp 158 miliar. "Ini menjadi pertanyaan kita kenapa KONI tidak mampu mempertahankan juara umum. Gugurnya mempertahankan posisi juara umum kali ini, sunguh menjadi pertanyaan dan menyakitkan," terang Kodrat.
Sebab, lanjut Kodrat, kebutuhan akan anggaran untuk KONI Jatim sudah dipenuhi. Evaluasi dilakukan, agar ada pertanggungjawaban terhadap target yang pernah dijanjikan pengurus KONI. "Seharusnya target jauara umum, menjadi harga mati. Namun nyatanya perolehan medali jauh di atas peringkat provinsi lain peserta PON," terang dia.
Yang mengejutkan, sejumlah SKPD di Pemprov Jatim juga terlibat mendampingi serta membiayai kebutuhan cabang-cabang olahraga. Itu artinya, ada anggaran tambahan untuk kepentingan PON. Namun kenyataanya keinginan Jatim sebagai juara umum kandas. "Kenyataanya sejumlah kepala dinas yang ikut mendampingi ternyata tidak banyak membawa pengaruh. Ini juga menjadi evaluasi," tandas Kodrat.
Pada PON 2012, Jatim hanya mengumpulkan 86 medali emas, 83 perak dan 85 perunggu. Perolehan medali emas Jatim hanya 65 persen dari target semula, yaitu minimal mendapat 133 emas. DKI Jakarta sendiri mendulang 111 emas, 95 perak, dan 82 perunggu. Sementara Jabar 96 emas, 79 perak dan 91 perunggu.
Erlangga Pilih Mundur
Sementara itu, Ketua Umum (Plt) KONI Jatim, Erlangga Satriagung, mengisyaratkan mundur dari jabatannya itu, setelah gagal meembawa Jatim juara umum pada PON Riau lalu. Setidaknya, pada Musprovlub KONI Jatim yang akan digelar Desember mendatang, dia hanya bersedia menjadi wakil ketua I, jabatan semula sebelum ditunjuk sebagai pelaksana tugas (Plt).
"Saya sudah SMS pak gubernur tapi belum dijawab. Saya tidak akan maju pada Musprovlub KONI Jatim, yang akan digelar tiga bulan setelah PON," ucapnya, kemarin.
Pria yang juga ketua umum REI Jawa Timur tersebut mengakui kegagalan kontingen Jawa Timur mempertahankan juara umum. Erlangga malah membela Gus Ipul. Sebab, kegagalan PON Riau ini tanggung jawabnya. "Kegagalan itu bukan tanggungjawab siapa-siapa. Namun, tanggungjawab saya sebagai Plt ketua umum KONI," sambung Erlangga.
Ia menegaskan, usai gelaran PON Riau selain dirinya bakal merubah format Puslatda bagi atlet, dia juga akan mengusulkan ketua KONI Jatim, harus lebih baik. Apa bapak juga akan maju pada Musprovlub nanti? "Saya tetap pada posisi wakil ketua saja," aku Erlangga.
Dia membeberkan, dari awal perjalanan hingga berakhirnya PON Riau, pihaknya mencatat ada 27 nomor andalan yang secara teknis milik Jatim. Namun, hasil yang ditorehkan 27 nomor itu meleset. Dua puluh tujuh nomor itu terdapat di bebertapa cabang olahraga (cabor), seperti renang, wushu, panjat tebing, judo dan panahan. Bahkan, renang yang ditargetkan tujuh emas pulang tanpa membawa emas.
Erlangga juga heran, dan tidak tahu persis kegagalan cabor-cabor memenuhi target. Khususnya renang yang tidak mendapatkan emas. Karena itu usai PON Riau, KONI Jatim akan memanggil seluruh cabor yang gagal menyumbangkan emas. n rko/ega
http://www.surabayapagi.com/index.php?3b1ca0a43b79bdfd9f9305b81298296211bcbc2d2cba214412d93103521f7815
Meski support dana besar, namun kontingen Jatim hanya mampu bertengger di peringkat tiga dengan perolehen 86 emas. Jauh di bawah urutan pertama DKI Jakarta dengan 110 emas dan urutan dua Jawa Barat dengan 99 emas. Ini membuat masyarakat Jawa Timur yang uangnya disedot KONI Jatim kecewa berat. "Seharusnya dana untuk KONI itu sangat bermanfaat untuk biaya pasien miskin yang sekarang sedang kekurangan," ungkap Achmad Jabir, anggota Komisi E DPRD Jatim, kemarin.
Tak hanya kalangan dewan, warga biasa juga kecewa. Hamdani, misalnya. Buruh pabrik di Rungkut ini awalnya berharap Jatim bisa mempertahankan gelar, seperti baliho yang dipasang di sejumlah perempatan jalan di kota Surabaya. Namun, harapannya itu malah menimbulkan kekecewaan. Terlebih lagi, ketika disinggung KONI menghabiskan Rp 158 miliar untuk kepentingan PON, pemuda ini kaget. "Lho, kok banyak? Masak untuk olahraga saja sebesar itu, lebih baik disumbangkan untuk kami yang setiap hari hidup pas-pasan," keluh Hamdani.
Hal senada dikatakan Wicaksono, mahasiswa semester VIII ITS. Menurutnya, pimpinan KONI Jatim terutama Ketua Umumnya, Saifullah Yusuf harus bertanggung jawab. "Dana kan sudah diberi, kalau gagal ya harus ada pertanggungjawaban kepada masyarakat Jatim," ujar Wicaksono.
Sementara itu, anggota Komisi E DPRD Jatim Zainal Arifin membenarkan jika saat pengajuan dana, KONI Jatim menjanjikan untuk tetap menjadi juara umum. "Dulu saat minta anggaran, KONI Jatim berjanji akan meraih 117 emas, dan target juara umum, tapi ternyata target itu meleset," ungkapnya, kemarin. Karena itu, lanjutnya,
Komisi E mendesak melakukan evaluasi alias 'mengadili' terhadap pengurus KONI Jatim. Namun menurutnya, bukan hanya pengurus KONI yang dihadirkan. Tapi, cabang olahraga (cabor) perlu dipanggil juga, agar bisa menjelaskan kebutuhan dana dan pembinaanya selama ini. "Evaluasi dilakukan agar sama-sama mengetahui, apa ada kesalahan dalam pembinaan, sehingga target juara umum tidak terpenuhi," urai dia.
Lanjut Zaenal Arifin, jajaran Komisi E sudah bersepakat melakukan evaluasi bersama hasil kontingen Jatim dalam perolehan PON XVIII lalu. Dirinya juga menjanjikan jadwal evaluasi bakal digelar sebelum akhir bulan ini.
Anggota Komisi E lainnya, Kodrat Sunyoto juga menyampaikan target KONI sebagai juara umum sudah kandas. Padahal, biaya yang diberikan melalui APBD Jatim mencapai Rp 158 miliar. "Ini menjadi pertanyaan kita kenapa KONI tidak mampu mempertahankan juara umum. Gugurnya mempertahankan posisi juara umum kali ini, sunguh menjadi pertanyaan dan menyakitkan," terang Kodrat.
Sebab, lanjut Kodrat, kebutuhan akan anggaran untuk KONI Jatim sudah dipenuhi. Evaluasi dilakukan, agar ada pertanggungjawaban terhadap target yang pernah dijanjikan pengurus KONI. "Seharusnya target jauara umum, menjadi harga mati. Namun nyatanya perolehan medali jauh di atas peringkat provinsi lain peserta PON," terang dia.
Yang mengejutkan, sejumlah SKPD di Pemprov Jatim juga terlibat mendampingi serta membiayai kebutuhan cabang-cabang olahraga. Itu artinya, ada anggaran tambahan untuk kepentingan PON. Namun kenyataanya keinginan Jatim sebagai juara umum kandas. "Kenyataanya sejumlah kepala dinas yang ikut mendampingi ternyata tidak banyak membawa pengaruh. Ini juga menjadi evaluasi," tandas Kodrat.
Pada PON 2012, Jatim hanya mengumpulkan 86 medali emas, 83 perak dan 85 perunggu. Perolehan medali emas Jatim hanya 65 persen dari target semula, yaitu minimal mendapat 133 emas. DKI Jakarta sendiri mendulang 111 emas, 95 perak, dan 82 perunggu. Sementara Jabar 96 emas, 79 perak dan 91 perunggu.
Erlangga Pilih Mundur
Sementara itu, Ketua Umum (Plt) KONI Jatim, Erlangga Satriagung, mengisyaratkan mundur dari jabatannya itu, setelah gagal meembawa Jatim juara umum pada PON Riau lalu. Setidaknya, pada Musprovlub KONI Jatim yang akan digelar Desember mendatang, dia hanya bersedia menjadi wakil ketua I, jabatan semula sebelum ditunjuk sebagai pelaksana tugas (Plt).
"Saya sudah SMS pak gubernur tapi belum dijawab. Saya tidak akan maju pada Musprovlub KONI Jatim, yang akan digelar tiga bulan setelah PON," ucapnya, kemarin.
Pria yang juga ketua umum REI Jawa Timur tersebut mengakui kegagalan kontingen Jawa Timur mempertahankan juara umum. Erlangga malah membela Gus Ipul. Sebab, kegagalan PON Riau ini tanggung jawabnya. "Kegagalan itu bukan tanggungjawab siapa-siapa. Namun, tanggungjawab saya sebagai Plt ketua umum KONI," sambung Erlangga.
Ia menegaskan, usai gelaran PON Riau selain dirinya bakal merubah format Puslatda bagi atlet, dia juga akan mengusulkan ketua KONI Jatim, harus lebih baik. Apa bapak juga akan maju pada Musprovlub nanti? "Saya tetap pada posisi wakil ketua saja," aku Erlangga.
Dia membeberkan, dari awal perjalanan hingga berakhirnya PON Riau, pihaknya mencatat ada 27 nomor andalan yang secara teknis milik Jatim. Namun, hasil yang ditorehkan 27 nomor itu meleset. Dua puluh tujuh nomor itu terdapat di bebertapa cabang olahraga (cabor), seperti renang, wushu, panjat tebing, judo dan panahan. Bahkan, renang yang ditargetkan tujuh emas pulang tanpa membawa emas.
Erlangga juga heran, dan tidak tahu persis kegagalan cabor-cabor memenuhi target. Khususnya renang yang tidak mendapatkan emas. Karena itu usai PON Riau, KONI Jatim akan memanggil seluruh cabor yang gagal menyumbangkan emas. n rko/ega
http://www.surabayapagi.com/index.php?3b1ca0a43b79bdfd9f9305b81298296211bcbc2d2cba214412d93103521f7815
__._,_.___
.
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar