Kamis, 12 Juni 2014

[Media_Nusantara] Ja’far Umar Thalib: Saya Siap Perang Melawan Pluralisme

 

Ja'far Umar Thalib: Saya Siap Perang Melawan Pluralisme

Foto: Ja'far Umar Thalib: Saya Siap Perang Melawan Pluralisme       KBR, Yogyakarta – Panglima Laskar Jihad Ja'far Umar Thalib menegaskan dirinya tidak takut kepada Raja Kraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X.     Hal ini dinyatakan di hadapan ratusan orang dalam acara tabligh akbar berjudul http://www.portalkbr.com/berita/nasional/3263793_4202.html cc Mustafa Haris Subkhan Mustafaharis Akhmad Sahal Lang Lang Iwan Kusuma Ngo Cak Adik Dwi Putranto Nanang Cipta Adiwasana Didik Kuswindaryanto" class>

KBR, Yogyakarta – Panglima Laskar Jihad Ja'far Umar Thalib menegaskan dirinya tidak takut kepada Raja Kraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X. 

Hal ini dinyatakan di hadapan ratusan orang dalam acara tabligh akbar berjudul "Perang Melawan Pluralisme" di Masjid Gede Kauman, Yogyakarta, Minggu (8/6). 

Ja'far mengatakan dirinya siap berperang melawan pluralisme karena menurut dia, Islam tidak mengenal paham tersebut. Penolakan dan kecaman untuk hidup dalam keberagaman itu ditujukan juga kepada Raja Kraton Yogyakarta yang dianggap selalu menyerukan pluralisme. 

"Umat Islam menentang pluralisme. Biarpun Sultan bilang begitu, saya tidak takut kepada Sultan. Meskipun ratusan Kraton bersatu, saya tidak takut," katanya. 

Ia pun mengatakan, salah satu resiko berperang melawan pluralisme adalah ditangkap Polisi. Tapi menurut dia, itu adalah resiko biasa dalam berperang. Ditambah lagi, Ja'far Umar Thalib mengaku tidak punya rasa takut kepada Kapolda. "Meskipun TNI dan Polri melebur, saya tidak takut pada Kapolda."

Sebelumnya, pengurus Masjid Kauman menolak untuk memberikan izin penyelenggarakan tabligh akbar karena tema yang diusung acara tersebut yaitu "Perang Melawan Pluralisme". Tema itu dianggap tidak sesuai dengan kondisi Yogyakarta. 

"Izin sudah diajukan seminggu lalu, tapi belum ada temanya," jelas pengurus Masjid Gede Kauman, Budi Setyawan. "Kalau tema yang "Perang Melawan Pluralisme" itu tidak boleh, lalu kemudian mereka menggantinya."

Kepolisian Yogyakarta juga sudah mengeluarkan izin untuk pelaksanaan tabligh akbar ini, yang akhirnya berubah judul menjadi "Umat Indonesia Bersatu untuk Indonesia yang Maju". 

Saat acara berlangsung, tidak nampak pengamanan ketat dari pihak Kepolisian. Polisi hanya berjaga - jaga disepanjang jalan raya menuju Masjid Gede Kauman.

Masjid Gede Kauman adalah masjid tertua di Yogyakarta. Biasanya Sultan dan keluarganya memilih masjid ini untuk shalat Jumat dan hari raya keagaaman. Masjid yang terletak di alun-alun utara ini hanya berjarak satu kilometer dari tempat tinggal Sultan Hamengku Buwono X.

catatan :

Sudah kelihatan disini negara lemah melawan provokator by order spt dia. Memang dia pikir kita takut ama dia? haddeh prestasi apa dia punya? jadi Islam pemarah, jadi perusuh atau jadi narsis dengan kekuatannya melawan usaha perdamaian?

Polisi ini lemah syahwat, ga berguna. Atau memang sengaja dibalik orang ini? semakin geli dan jijik melihat kondisi negara terus menerus dimundurkan peradabannya oleh pengkhianat dr kalangan aparat sendiri.

__._,_.___

Posted by: Al Faqir Ilmi <alfaqirilmi@yahoo.com>
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar