TOA dan Syekh Toni Rojim
by @candramalik
Tadinya aku tak peduli siapa Boediono. Sejak ia bicara soal Toa, aku jadi berpikir: Boediono tak lulus jadi muadzin, mungkin.
Pemerintahan ini memang sudah gagal. Wakil Presiden yang jarang bicara aja tiba-tiba ngobrolin Toa. Kayak kurang kerjaan. Jedak-jeduk berjam-jam di bar/night club aja kuat, dengerin konser berisik aja biasa, mosok adzan 5 menit pake toa aja diresein?
Kalo Boediono berani, cobalah bicara pada Yudhoyono: Pak, you'd better sing 'pake TOA!"
Muadzin disuruh adzan ga pake TOA? Kalo ntar sekampung denger gelegar suara adzan, trus Boediono mo bilang,"Wah, sakti!" gitu?
Sirine "nguing-nguing" vorijder itu lho yang berisik! Mending pake TOA teriak,"minggir, minggir, Wapres mo lewat!"
Kalo berani, ngomong ke demonstran: "Woi, kalo demo jangan pake TOA!" Saya yakin, pasti dibandem TOA. Haha.
Ini negeri TOA, Bung! Kita lahir dengan pengeras suara! Sampeyan ini dari mana?
Toa gak ada hubungannya dengan radikalisme, Bung! Kalo adzan sampe pita suara putus gara2 tanpa Toa, nah, itu baru radikal!
Toa itu teknologi sederhana yang dimiliki masjid. Kalo pake sound-system ala konser, ente mau antri tiket shalat?
Sampeyan ini kayak tidak paham konsep tanggap-bencana aja. Kalo Toa dianggap musibah, tinggal kencengin volume tivi di rumah kan?
Mau ngelarang TOA? Larang tuh suara petir menggelegar! Disamber, tau rasa!
Haha. Ada-ada saja Syeikh Toni Rojim ini. Mbokya biar Boediono bicara soal TOA. Mbokya biar dia nglarang. Sing waras ngalah.
Syekh Toni Rojim: "Sampeyan lapo? Mbelani Boediono, ta?" | Me: "Boediono cuma ndak jelas job deskripsi. Makanya ngurusin TOA."
Syekh Toni Rojim: "Boediono itu Menteri Agama, ta? Kok ngobrolin TOA?" | Me: "Menteri Agama justru pura2 ndak kenal ama TOA!"
Syeikh Toni Rojim: "Kok tiba-tiba ngomongin TOA sih?" | Me: "Mungkin khawatir korupsi disinggung di pengajian, bocor di TOA."
Syeikh Toni Rojim: "Sensi amat sih ama TOA?" | Me: "Maklum, orang modern. Ama PING!!! aja sewot kok, apalagi ama TOA..."
Syekh Toni Rojim: "Kalo TOA benar-benar dilarang, njur piye?" | Me: "Ya sudah, ganti aja ama SEPOH. Gitu aja kok perot..."
Syekh Toni Rojim: "Mosok Boediono nyuruh kita ngatur speaker masjid?" | Me: "Masih untung gak disuruh ngatur koalisi yg berisik!"
Syekh Toni Rojim: "Mosok gara2 masjid berdekatan, TOA musti diatur?" | Me: "Harusnya masjid ini pake TOA, masjid itu pake beduk."
Syekh Toni Rojim: "Mosok gara2 masjid berdekatan, TOA musti diatur?" | Me: "Harus! Para muadzin koor aja! Koor! Choir!"
Syekh Toni Rojim: "Tetangga masjid, ya, yang resein TOA?" | Me: "Masjid harusnya Cagar Budaya. Radius 200m, bebas permukiman!"
Syeikh Toni Rojim: "Emang kalo TOA diatur volumenya, njur jadi merdu suara muadzinnya?" | Me: "Ini soal Marbot Idol ya?"
Syekh Toni Rojim: "Emang kalo adzannya kuenceng, njur sing salah TOA-nya?" | Me: "Plesteren ae cangkeme muadzin-e kalo berani!"
Syekh Toni Rojim: "Apa sih salahnya adzan Subuh pake TOA?" | Me: "Aransemen-nya yang salah. Coba pake notasi melodis klasik."
Syekh Toni Rojim: "Maksudnya, masjid-masjid harus patungan ngongkos iklan adzan di tivi?" | Me: "Pokoknya gimana tanpa TOA deh."
Syekh Toni Rojim: "Emang manusia saja yang mau masuk surga? TOA juga mau!" | Me: "Ya, tapi jangan kaset adzan yang disetel."
Syekh Toni Rojim: "Awas kalo sampe aku jadi Wapres kelak!" | Me: "Kenapa? Mau bikin Satgas Anti-TOA?"
Syekh Toni Rojim: "Heh, Fi! Ente di pihak siapa? TOA apa Wapres?" | Me: "Wapres butuh TOA. Suara Beliau kecil sekali. Lirih."
Syekh Toni Rojim: "Kalo TOA beneran dilarang, para muadzin akan mogok adzan!" | Me: "Mosok langsung iqamat?"
Syekh Toni Rojim: "Jangan-jangan situ ndak hapal adzan!" | Me: "Kalo ane ga hapal, gagal dong berpuluhtahun program Toaisasi!"
Syekh Toni Rojim: "TOA juga penting untuk ngumumin ada warga meninggal dunia!" | Me: "Kan bisa broadcast message atau mention!"
Syekh Toni Rojim: "Sudah, deh, ga usah ngobrolin TOA Wapres lagi!" | Me: "Ya udah, ngobrolin Mikrofon Presiden aja yuk!"
Saya sudah plester jempol Syekh Toni Rojim biar enggak kakeyan cangkem, eh, kakeyan ngetik! Haha )
Maaf ya, Pak Boediono, atas kelakuan Syekh Toni Rojim. Gini deh, Bapak boleh adzan. Khusus Bapak, boleh nggak pake TOA. Peace!
by @candramalik
Tadinya aku tak peduli siapa Boediono. Sejak ia bicara soal Toa, aku jadi berpikir: Boediono tak lulus jadi muadzin, mungkin.
Pemerintahan ini memang sudah gagal. Wakil Presiden yang jarang bicara aja tiba-tiba ngobrolin Toa. Kayak kurang kerjaan. Jedak-jeduk berjam-jam di bar/night club aja kuat, dengerin konser berisik aja biasa, mosok adzan 5 menit pake toa aja diresein?
Kalo Boediono berani, cobalah bicara pada Yudhoyono: Pak, you'd better sing 'pake TOA!"
Muadzin disuruh adzan ga pake TOA? Kalo ntar sekampung denger gelegar suara adzan, trus Boediono mo bilang,"Wah, sakti!" gitu?
Sirine "nguing-nguing" vorijder itu lho yang berisik! Mending pake TOA teriak,"minggir, minggir, Wapres mo lewat!"
Kalo berani, ngomong ke demonstran: "Woi, kalo demo jangan pake TOA!" Saya yakin, pasti dibandem TOA. Haha.
Ini negeri TOA, Bung! Kita lahir dengan pengeras suara! Sampeyan ini dari mana?
Toa gak ada hubungannya dengan radikalisme, Bung! Kalo adzan sampe pita suara putus gara2 tanpa Toa, nah, itu baru radikal!
Toa itu teknologi sederhana yang dimiliki masjid. Kalo pake sound-system ala konser, ente mau antri tiket shalat?
Sampeyan ini kayak tidak paham konsep tanggap-bencana aja. Kalo Toa dianggap musibah, tinggal kencengin volume tivi di rumah kan?
Mau ngelarang TOA? Larang tuh suara petir menggelegar! Disamber, tau rasa!
Haha. Ada-ada saja Syeikh Toni Rojim ini. Mbokya biar Boediono bicara soal TOA. Mbokya biar dia nglarang. Sing waras ngalah.
Syekh Toni Rojim: "Sampeyan lapo? Mbelani Boediono, ta?" | Me: "Boediono cuma ndak jelas job deskripsi. Makanya ngurusin TOA."
Syekh Toni Rojim: "Boediono itu Menteri Agama, ta? Kok ngobrolin TOA?" | Me: "Menteri Agama justru pura2 ndak kenal ama TOA!"
Syeikh Toni Rojim: "Kok tiba-tiba ngomongin TOA sih?" | Me: "Mungkin khawatir korupsi disinggung di pengajian, bocor di TOA."
Syeikh Toni Rojim: "Sensi amat sih ama TOA?" | Me: "Maklum, orang modern. Ama PING!!! aja sewot kok, apalagi ama TOA..."
Syekh Toni Rojim: "Kalo TOA benar-benar dilarang, njur piye?" | Me: "Ya sudah, ganti aja ama SEPOH. Gitu aja kok perot..."
Syekh Toni Rojim: "Mosok Boediono nyuruh kita ngatur speaker masjid?" | Me: "Masih untung gak disuruh ngatur koalisi yg berisik!"
Syekh Toni Rojim: "Mosok gara2 masjid berdekatan, TOA musti diatur?" | Me: "Harusnya masjid ini pake TOA, masjid itu pake beduk."
Syekh Toni Rojim: "Mosok gara2 masjid berdekatan, TOA musti diatur?" | Me: "Harus! Para muadzin koor aja! Koor! Choir!"
Syekh Toni Rojim: "Tetangga masjid, ya, yang resein TOA?" | Me: "Masjid harusnya Cagar Budaya. Radius 200m, bebas permukiman!"
Syeikh Toni Rojim: "Emang kalo TOA diatur volumenya, njur jadi merdu suara muadzinnya?" | Me: "Ini soal Marbot Idol ya?"
Syekh Toni Rojim: "Emang kalo adzannya kuenceng, njur sing salah TOA-nya?" | Me: "Plesteren ae cangkeme muadzin-e kalo berani!"
Syekh Toni Rojim: "Apa sih salahnya adzan Subuh pake TOA?" | Me: "Aransemen-nya yang salah. Coba pake notasi melodis klasik."
Syekh Toni Rojim: "Maksudnya, masjid-masjid harus patungan ngongkos iklan adzan di tivi?" | Me: "Pokoknya gimana tanpa TOA deh."
Syekh Toni Rojim: "Emang manusia saja yang mau masuk surga? TOA juga mau!" | Me: "Ya, tapi jangan kaset adzan yang disetel."
Syekh Toni Rojim: "Awas kalo sampe aku jadi Wapres kelak!" | Me: "Kenapa? Mau bikin Satgas Anti-TOA?"
Syekh Toni Rojim: "Heh, Fi! Ente di pihak siapa? TOA apa Wapres?" | Me: "Wapres butuh TOA. Suara Beliau kecil sekali. Lirih."
Syekh Toni Rojim: "Kalo TOA beneran dilarang, para muadzin akan mogok adzan!" | Me: "Mosok langsung iqamat?"
Syekh Toni Rojim: "Jangan-jangan situ ndak hapal adzan!" | Me: "Kalo ane ga hapal, gagal dong berpuluhtahun program Toaisasi!"
Syekh Toni Rojim: "TOA juga penting untuk ngumumin ada warga meninggal dunia!" | Me: "Kan bisa broadcast message atau mention!"
Syekh Toni Rojim: "Sudah, deh, ga usah ngobrolin TOA Wapres lagi!" | Me: "Ya udah, ngobrolin Mikrofon Presiden aja yuk!"
Saya sudah plester jempol Syekh Toni Rojim biar enggak kakeyan cangkem, eh, kakeyan ngetik! Haha )
Maaf ya, Pak Boediono, atas kelakuan Syekh Toni Rojim. Gini deh, Bapak boleh adzan. Khusus Bapak, boleh nggak pake TOA. Peace!
__._,_.___
.
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar