Konspirasi di Balik Asuransi AXA Mandiri
by @TrioMacan2000
Baru baca laporan penghargaan utk AXA Mandiri sebuah perusahan asuransi jiwa milik AXA dan Bank Mandiri..total preminya 4 triliun thn ini, total asset AXA Mandiri 11,6 Triliun. Laba tahun 2011 Rp. 856 milyar. Laba yg masuk terbesar di antara perusahaan2 asuransi di Indonsia. AXA mandiri tentu saja merupakan perusahaan yg sehat dan menajdi salah satu sumber pendapatan Bank Mandiri dari dividen anak perusahan
Sekilas tidak ada yg salah. Semua kelihatan sempurna. Apa yg mengusik hati nurani saya melihat perfomance PT. AXA Mandiri ini? Saya tiba2 merasa sedih. Kenapa Bank BUMN terbesar seperti Bank Mandiri mesti bekerjasama dgn perusahan asing seperti AXA ? Siapa yg sesungguhnya mendapatkan keuntungan terbesar dari operasional PT. AXA mandiri ini? negara, bank mandiri atau AXA?
Dengan kepemilikan saham Bank Mandiri sebesar 51% di PT. AXA mandiri memang bank mandiri sbg pemilik mayoritas saham, Tapi jika dicermati dan dikritisi lebih dalam, kita dapat bertanya, kenapa Bank Mandiri harus bekerjasama dgn asing dlm bisnis asuransi?
AXA mandiri adalah perusahaan asuransi jiwa. Pengelolaan risikonya jauh lebih sederhana ketimbang asuransi umum atau kerugian. Dari 4.85 triliun pendapatan premi AXA mandiri dapat saya pastikan 90% adalah premi captive atau berasal dari nasabah bank mandiri. Artinya, AXA Mandiri tidak memerlukan effort yg luar biasa utk mendapatkan premi yg menjadi pendapatan perusahaannya. Otomatis dapat. Lalu kenapa Bank Mandiri yg BUMN itu harus kerjasama dgn perusahaan asuransi asing? terkait masalah permodalan? Tidak mungkin. Syarat modal perushaan asuransi jiwa saat ini adalah Rp. 100 milyar. Dulu hanya Rp. 2 Milyar, kemudian naik menjadi 40 M dan lalu 100 M. Kebutuhan modal 100 M dipastikan dengan sangat mudah akan dapat dipenuhi Bank Mandiri sendiri tanpa harus butuh kerjasama dgn pihak lain. Lalu apakah terkait dgn masalah manajemen? Rasanya juga tidak. Sangat banyak dan berlimpah eksekutif asuransi nasional yg pnya kemampuan. Lalu apakah terkait mengenai jaringan intrenasional dan back up reasuransi? Tidak juga. Industri asuransi nasional kita sdh punya. Industri asuransi nasional kita sejak dulu sudah punya jaringan internasional dan back up reasuransi kuat di seluruh dunia. Intinya tidak ada kebutuhan, kepntingan dan keterdesakan Bank Mandiri harus bekerjasama dgn perusahaan asing seperti AXA. Makanya kenyataan ini sangat mengusik hati nurani dan akal sehat saya, kenapa Bank Mandiri memberikan angsa bertelur emasnya kpd asing?
Saat ini 10 terbesar perusahaan asuransi jiwa di Indonesia, mayoritas dimiliki asing : Alianz, Prudential, Manulife, sequis, AIG dst. Seperti halnya perbankan Indonesia yg dikuasai asing, industri asuransi indonesia juga dikuasai asing. Ini sgt mengherankan & merugikan. Bahkan asuransi jiwa lokal/nasional yg terbesar seperti Bumiputera pun akan dicaplok oleh asing. Kenapa bisa begitu?
Bumiputera jiwa 1912 sdh sejak lama diincar investor asing. Segala cara digunakan. Termasuk dgn menggunakan tangan regulator /Bapepam. Syukur alhamdulillah, karena badan hukum AJB bumiputera adalah mutual alias kepemilikan bersama, asing tidak bisa masuk merampoknya. Meskipun demikian, Oknum2 Bapepam terutama kepala biro asuransinya Isa R selalu gerilya cari cara agar AJB 1912 bisa dijual ke asing. Salah satu caranya yg dilakukan Bapepam alias Isa Rahmatawarta Cs adalah dgn paksakan revisi UU No. 2 tahun 1992 ttg Usaha Perasuransian. Target revisi UU No. 2/92 ini adlh penghapusan pasal yg mengizinkan asuransi berbadan hukum mutual. Jika terjadi AJB harus berbentuk PT. Jika AJB sdh bisa beralih ke badan hukum PT, maka usaha asing membeli paksa dgn bantuan Bapepam dgn mudah dapat terwujud. Sebelumnya Bapepam dgn bantuan konsultan Bank Dunia sdh mengobok2 AJB dan paksa AJB harus tambah modal 7 triliun utk syarat kesehatan
Penguasaan sektor ekonomi dan keuangan oleh asing : perbankan, multifinance dan asuransi saat ini sdh berhasil dgn bantuan depkeu. Depkeu sejak dipimpin Sri Mulyani yg atek barat dan lembaga keuangan asing sangat ngotot membuat banyak regulasi yg paksa industri keuangan nasional terpaksa harus dijual kpd investor asing. Macam2 cara dan dalih. Mulai dari menaikan permodalan scra drastis Sampai pada penerapan sistem manajemen dan operasi yg mengacu standar asing yg sulit dipenuhi oleh industri keuangan nasinal scra cepat
Saat ini loyalis2 Sri Mulyani masih bercokol di Depkeu/ Bapepam utamanya di eselon II seperti halnya Isa Rahmatawarta ka biro asuransi. bahkan Isa Rahmatawarta skrg masuk nominasi sbg anggota OJK utk jadi pegang otoritas industri asuransi nasional . Hal ini sangat berbahaya dan memastikan industri asuransi nasional akan menjadi milik asing semuanya. Tak ada yg tersisa. Padahal industri asuransi nasional memiliki prospek dan potensi yg luar biasa besar ke depannya dan akan jd tulang punggung pembiayaan
Sbgmn di luar negeri, industri asuransi sudah jadi lembaga pembiayaan utama pembangunan negara. Jk industri asuransi nasional dikuasai asing, maka premi asuransi nasional yg jumlahnya semakin lama semakin besar akan lari ke luar negeri ke negara pemiliknya Saat ini saja, RI mengalami defisit premi asuransi dalam arti lebih banyak premia asuransi nasional yg lari keluar negeri. Premi asuransi yg lari ke luar negeri itu didominasi oleh investasi asuransi &premi reasuransi. Premi asuransi nasional dinikmati asing. Ini juga tantangan bagi menteri BUMN Dahlan Iskan utk perintahkan bank mandiri agar mengeluarkan kepemilikan AXA di AXA Mandiri
Bank BUMN lain seperti BRI, BNI dan BTN semua risiko asuransinya dikelola oleh anak perusahaan BUMN tsb. Kenapa Bank Mandiri tidak? Hanya dgn ongkang2 kaki, AXA sebagai patner bank mandiri bisa nikmati 4.85 triliun premi jiwa captive bank mandiri. Ini kebodohan nyata. Dgn mengeluarkan kepemilikan saham 49% AXA di AXA Mandiri, premi captive triliunan akan dinikmati Bank Mandiri sendiri. RI diuntungkan. Tentu saja akan ada tantangan dari Bapepam/depkeu atau manajemen Bank Mandiri yg selama ini dapat "upeti" atas kebodohan Mandiri ini. Tapi, demi kepentingan bangsa dan negara, agus marto, dahlan iskan bahkan SBY sekalipun harus turun tangan jika ada oknum2 yg membandel. Selanjutnya, DPR dan Pemerintah ke depan harus lebih hati2. Industri keuangan nasional kita sudah dikuasai o/ asing. Hrs direbut kembali. Upaya pertama adalah dgn menghadang para loyalis asing seperti isa rahmatawarta cs bisa terpilih sbg komisoner OJK. Ini sangat berbahaya
Apakah DPR dan Pemerintah mampu ? Kita lihat dan doakan saja. Selamat berjuang. Sekian. Terima kasih
Baru baca laporan penghargaan utk AXA Mandiri sebuah perusahan asuransi jiwa milik AXA dan Bank Mandiri..total preminya 4 triliun thn ini, total asset AXA Mandiri 11,6 Triliun. Laba tahun 2011 Rp. 856 milyar. Laba yg masuk terbesar di antara perusahaan2 asuransi di Indonsia. AXA mandiri tentu saja merupakan perusahaan yg sehat dan menajdi salah satu sumber pendapatan Bank Mandiri dari dividen anak perusahan
Sekilas tidak ada yg salah. Semua kelihatan sempurna. Apa yg mengusik hati nurani saya melihat perfomance PT. AXA Mandiri ini? Saya tiba2 merasa sedih. Kenapa Bank BUMN terbesar seperti Bank Mandiri mesti bekerjasama dgn perusahan asing seperti AXA ? Siapa yg sesungguhnya mendapatkan keuntungan terbesar dari operasional PT. AXA mandiri ini? negara, bank mandiri atau AXA?
Dengan kepemilikan saham Bank Mandiri sebesar 51% di PT. AXA mandiri memang bank mandiri sbg pemilik mayoritas saham, Tapi jika dicermati dan dikritisi lebih dalam, kita dapat bertanya, kenapa Bank Mandiri harus bekerjasama dgn asing dlm bisnis asuransi?
AXA mandiri adalah perusahaan asuransi jiwa. Pengelolaan risikonya jauh lebih sederhana ketimbang asuransi umum atau kerugian. Dari 4.85 triliun pendapatan premi AXA mandiri dapat saya pastikan 90% adalah premi captive atau berasal dari nasabah bank mandiri. Artinya, AXA Mandiri tidak memerlukan effort yg luar biasa utk mendapatkan premi yg menjadi pendapatan perusahaannya. Otomatis dapat. Lalu kenapa Bank Mandiri yg BUMN itu harus kerjasama dgn perusahaan asuransi asing? terkait masalah permodalan? Tidak mungkin. Syarat modal perushaan asuransi jiwa saat ini adalah Rp. 100 milyar. Dulu hanya Rp. 2 Milyar, kemudian naik menjadi 40 M dan lalu 100 M. Kebutuhan modal 100 M dipastikan dengan sangat mudah akan dapat dipenuhi Bank Mandiri sendiri tanpa harus butuh kerjasama dgn pihak lain. Lalu apakah terkait dgn masalah manajemen? Rasanya juga tidak. Sangat banyak dan berlimpah eksekutif asuransi nasional yg pnya kemampuan. Lalu apakah terkait mengenai jaringan intrenasional dan back up reasuransi? Tidak juga. Industri asuransi nasional kita sdh punya. Industri asuransi nasional kita sejak dulu sudah punya jaringan internasional dan back up reasuransi kuat di seluruh dunia. Intinya tidak ada kebutuhan, kepntingan dan keterdesakan Bank Mandiri harus bekerjasama dgn perusahaan asing seperti AXA. Makanya kenyataan ini sangat mengusik hati nurani dan akal sehat saya, kenapa Bank Mandiri memberikan angsa bertelur emasnya kpd asing?
Saat ini 10 terbesar perusahaan asuransi jiwa di Indonesia, mayoritas dimiliki asing : Alianz, Prudential, Manulife, sequis, AIG dst. Seperti halnya perbankan Indonesia yg dikuasai asing, industri asuransi indonesia juga dikuasai asing. Ini sgt mengherankan & merugikan. Bahkan asuransi jiwa lokal/nasional yg terbesar seperti Bumiputera pun akan dicaplok oleh asing. Kenapa bisa begitu?
Bumiputera jiwa 1912 sdh sejak lama diincar investor asing. Segala cara digunakan. Termasuk dgn menggunakan tangan regulator /Bapepam. Syukur alhamdulillah, karena badan hukum AJB bumiputera adalah mutual alias kepemilikan bersama, asing tidak bisa masuk merampoknya. Meskipun demikian, Oknum2 Bapepam terutama kepala biro asuransinya Isa R selalu gerilya cari cara agar AJB 1912 bisa dijual ke asing. Salah satu caranya yg dilakukan Bapepam alias Isa Rahmatawarta Cs adalah dgn paksakan revisi UU No. 2 tahun 1992 ttg Usaha Perasuransian. Target revisi UU No. 2/92 ini adlh penghapusan pasal yg mengizinkan asuransi berbadan hukum mutual. Jika terjadi AJB harus berbentuk PT. Jika AJB sdh bisa beralih ke badan hukum PT, maka usaha asing membeli paksa dgn bantuan Bapepam dgn mudah dapat terwujud. Sebelumnya Bapepam dgn bantuan konsultan Bank Dunia sdh mengobok2 AJB dan paksa AJB harus tambah modal 7 triliun utk syarat kesehatan
Penguasaan sektor ekonomi dan keuangan oleh asing : perbankan, multifinance dan asuransi saat ini sdh berhasil dgn bantuan depkeu. Depkeu sejak dipimpin Sri Mulyani yg atek barat dan lembaga keuangan asing sangat ngotot membuat banyak regulasi yg paksa industri keuangan nasional terpaksa harus dijual kpd investor asing. Macam2 cara dan dalih. Mulai dari menaikan permodalan scra drastis Sampai pada penerapan sistem manajemen dan operasi yg mengacu standar asing yg sulit dipenuhi oleh industri keuangan nasinal scra cepat
Saat ini loyalis2 Sri Mulyani masih bercokol di Depkeu/ Bapepam utamanya di eselon II seperti halnya Isa Rahmatawarta ka biro asuransi. bahkan Isa Rahmatawarta skrg masuk nominasi sbg anggota OJK utk jadi pegang otoritas industri asuransi nasional . Hal ini sangat berbahaya dan memastikan industri asuransi nasional akan menjadi milik asing semuanya. Tak ada yg tersisa. Padahal industri asuransi nasional memiliki prospek dan potensi yg luar biasa besar ke depannya dan akan jd tulang punggung pembiayaan
Sbgmn di luar negeri, industri asuransi sudah jadi lembaga pembiayaan utama pembangunan negara. Jk industri asuransi nasional dikuasai asing, maka premi asuransi nasional yg jumlahnya semakin lama semakin besar akan lari ke luar negeri ke negara pemiliknya Saat ini saja, RI mengalami defisit premi asuransi dalam arti lebih banyak premia asuransi nasional yg lari keluar negeri. Premi asuransi yg lari ke luar negeri itu didominasi oleh investasi asuransi &premi reasuransi. Premi asuransi nasional dinikmati asing. Ini juga tantangan bagi menteri BUMN Dahlan Iskan utk perintahkan bank mandiri agar mengeluarkan kepemilikan AXA di AXA Mandiri
Bank BUMN lain seperti BRI, BNI dan BTN semua risiko asuransinya dikelola oleh anak perusahaan BUMN tsb. Kenapa Bank Mandiri tidak? Hanya dgn ongkang2 kaki, AXA sebagai patner bank mandiri bisa nikmati 4.85 triliun premi jiwa captive bank mandiri. Ini kebodohan nyata. Dgn mengeluarkan kepemilikan saham 49% AXA di AXA Mandiri, premi captive triliunan akan dinikmati Bank Mandiri sendiri. RI diuntungkan. Tentu saja akan ada tantangan dari Bapepam/depkeu atau manajemen Bank Mandiri yg selama ini dapat "upeti" atas kebodohan Mandiri ini. Tapi, demi kepentingan bangsa dan negara, agus marto, dahlan iskan bahkan SBY sekalipun harus turun tangan jika ada oknum2 yg membandel. Selanjutnya, DPR dan Pemerintah ke depan harus lebih hati2. Industri keuangan nasional kita sudah dikuasai o/ asing. Hrs direbut kembali. Upaya pertama adalah dgn menghadang para loyalis asing seperti isa rahmatawarta cs bisa terpilih sbg komisoner OJK. Ini sangat berbahaya
Apakah DPR dan Pemerintah mampu ? Kita lihat dan doakan saja. Selamat berjuang. Sekian. Terima kasih
__._,_.___
.
__,_._,___
Management asuransi tidak semudah yang dibayangkan, kenapa mandiri menggandeng axa, karena axa adalah salah satu asuransi terbesar di dunia yang sudah terbukti dan teruji kredibilitasnya. Disitulah para praktesi nasional yang bekerja di axa mandiri harusnya menyerap ilmu yang sebanyak2nya agar dapat dikembangkan untuk kepentingan asuransi nasional.
BalasHapusHal lain, sebaiknya jangan membawa2 nama orang kalau tidak ada fakta yang jelas, karena salah2 bisa dituntut pencemaran nama baik, terutama membawa2 nama pak isa tanpa bukti otentik.