Jumat, 13 September 2013

[Media_Nusantara] Program Jalin Kesra Jatim di Kab. Nganjuk Dikorupsi ? [satu KK miskin hanya dapat 1 ekor kambing kecil]

 

Program Jalin Kesra Jatim di Kab. Nganjuk Dikorupsi ? [satu KK miskin hanya dapat 1 ekor kambing kecil] 

Foto: Program Jalin Kesra Jatim di Kab. Nganjuk Dikorupsi ? [satu KK miskin hanya dapat 1 ekor kambing kecil]      Aktivis anti korupsi Nganjuk menyoroti program Jalin Kesra yang diduga kuat sarat dengan manipulasi dan korupsi. Bahkan, kepala keluarga (KK) miskin penerima bantuan berupa kambing hanya sekitar separuh dari 1.365 KK mendapat jatah kambing.    "Indikasi adanya manipulasi program Jalin Kesra terdapat di sejumlah desa yang kami investigasi di Kecamatan Baron, Sukomoro dan Tanjunganom. Rata-rata masing-masing KK hanya menerima 1 ekor kambing, padahal seharunsya 3 ekor kambing," papar Yudha Harnanto SH, Sekretaris LSM Djawa Dwipa.    Lebih lanjut Yudha mengungkapkan, selain jumlah penerima bantuan yang tidak keseluruhan spesifikasi kambing yang diserahkan kepada KK miskin juga sangat buruk. Bahkan banyak yang sakit-sakitan dan mati setelah dipelihara oleh warga.    Lebih parah lagi, seperti ada sindikat yang sengaja membeli kambing program Jalin Kesra dengan harga murah dibawah harga pasar. Sehingga program yang semula ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup warga miskin justru menjadi ajang memperkaya oknum tertentu. "Kami menemukan ada manipulasi program Jalin Kesra, baik itu dari kuantitas penerima maupun kualitas dari kambing bantuan. Sehingga program Jalin Kesra kami nilai gagal total," terang Yudha Harnanto kepada Bhirawa.    Selain itu, Yudha Harnanto juga mengkritisi Dinas Peternakan Pemkab Nganjuk yang tidak turun lapangan terhadap kondisi lapangan. Padahal sebagai pendamping program Jalin Kesra, Dinas Peternakan harus mengetahui kondisi lapangan terkait program pemerintah yang menelan dana milyaran rupiah. Karena itu sampai saat ini, Yudha Harnanto mengaku masih mengumpulkan bukti-bukti adanya manipulasi program Jalin Kesra di wilayah kecamatan lain. "Dinas Peternakan kami nilai apatis terhadap pelaksanaan program Jalin Kesra. Sehingga kesuksesan program pengentasan kemiskinan itu nihil," ungkap Yudha Harnanto.    Yudha Harnanto menduga, rekanan penyedia bantuan kambing Jalin Kesra sepertinya memanfaatkan ketidaktuan warga tentang program Jalin Kesra. Dimana masing-masing KK miskin yang seharusnya mendapatkan 3 ekor kambing hanya diberikan 1 ekor kambing. "Kami minta Dinas Peternakan turun bersama kami untuk memeriksa langsung program Jalin Kesra, biar obyektif dan tidak hanya asal memberikan laporan," tegas Yudha Harnanto.    Diberitakan Bhirawa sebelumnya, program Jalin Kesra di Kabupaten Nganjuk mulai menuai masalah. Sebagian besar bantuan "cempe" tersebut kini mati atau dijual karena penyakitan. Seperti bantuan kambing di lima desa di Kecamatan Baron rata-rata ukurannya kecil dengan tinggi sekitar 40 centimeter. Bukan hanya kecil, kondisi kambing sejak diterima sudah penyakitan. Dari 15 ekor yang dibagikan kepada warga, 6 di antaranya mati karena sakit, yang lain ada yang dijual karena warga khawatir "cempe" bantuan tersebut akan mati.    Bantuan kambing di Desa Jekek yang kondisinya sakit juga diakui Kepala Desa Jekek, Siti Aisyah. Menurutnya kambing-kambing yang diberikan kepada warganya itu sudah diketahui kalau kondisinya banyak yang sakit sejak diturunkan dari truk di kantor balai desa. Selain itu, meskipun umurnya sudah tua, tapi ukurannya kecil, sehingga warga menyebut 'wedus kacang'. "Waktu itu, saya tidak berani berkomentar, karena belum dilantik jadi kepala desa," ujar Siti Aisyiah yang baru saja dilantik sebagai Kades.    Sementara Dinas Peternakan Kabupaten Nganjuk, sepertinya tidak mau disalahkan karena hanya berperan sebagai pendamping. Sedangkan yang menangani langsung adalah pemenang tender. Parahnya lagi Dinas Peternakan tidak dapat merinci kualitas bantuan kambing yang dibagi-bagikan kepada masyarakat. Selain tidak menangani langsung, juga tidak mengecek di lapangan secara keseluruhan, bagaimana proses pembagian sampai di tangan masyarakat. (skd)    Baca juga :  Hanya 50 Persen Disalurkan, Program Jalin Kesra Kab Nganjuk Diduga Dikorupsi ==> http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=e6ea268aef379d9e03c1cf543cf40532&jenis=1679091c5a880faf6fb5e6087eb1b2dc    Jalin Kesra Jatim 2013 BERMASALAH ==> http://t.co/sYj3eKXiAF    cc KPK - Komisi Pemberantasan Korupsi  Disnak Jatim Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) BPKP Pengawasan Kejatijatim Kejaksaan Republik Indonesia Pid Polda Jatim Saleh Ismail Mukadar Haji Sirmadji Saifullah Yusuf

Aktivis anti korupsi Nganjuk menyoroti program Jalin Kesra yang diduga kuat sarat dengan manipulasi dan korupsi. Bahkan, kepala keluarga (KK) miskin penerima bantuan berupa kambing hanya sekitar separuh dari 1.365 KK mendapat jatah kambing.

"Indikasi adanya manipulasi program Jalin Kesra terdapat di sejumlah desa yang kami investigasi di Kecamatan Baron, Sukomoro dan Tanjunganom. Rata-rata masing-masing KK hanya menerima 1 ekor kambing, padahal seharunsya 3 ekor kambing," papar Yudha Harnanto SH, Sekretaris LSM Djawa Dwipa.

Lebih lanjut Yudha mengungkapkan, selain jumlah penerima bantuan yang tidak keseluruhan spesifikasi kambing yang diserahkan kepada KK miskin juga sangat buruk. Bahkan banyak yang sakit-sakitan dan mati setelah dipelihara oleh warga.

Lebih parah lagi, seperti ada sindikat yang sengaja membeli kambing program Jalin Kesra dengan harga murah dibawah harga pasar. Sehingga program yang semula ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup warga miskin justru menjadi ajang memperkaya oknum tertentu. "Kami menemukan ada manipulasi program Jalin Kesra, baik itu dari kuantitas penerima maupun kualitas dari kambing bantuan. Sehingga program Jalin Kesra kami nilai gagal total," terang Yudha Harnanto kepada Bhirawa.

Selain itu, Yudha Harnanto juga mengkritisi Dinas Peternakan Pemkab Nganjuk yang tidak turun lapangan terhadap kondisi lapangan. Padahal sebagai pendamping program Jalin Kesra, Dinas Peternakan harus mengetahui kondisi lapangan terkait program pemerintah yang menelan dana milyaran rupiah. Karena itu sampai saat ini, Yudha Harnanto mengaku masih mengumpulkan bukti-bukti adanya manipulasi program Jalin Kesra di wilayah kecamatan lain. "Dinas Peternakan kami nilai apatis terhadap pelaksanaan program Jalin Kesra. Sehingga kesuksesan program pengentasan kemiskinan itu nihil," ungkap Yudha Harnanto.

Yudha Harnanto menduga, rekanan penyedia bantuan kambing Jalin Kesra sepertinya memanfaatkan ketidaktuan warga tentang program Jalin Kesra. Dimana masing-masing KK miskin yang seharusnya mendapatkan 3 ekor kambing hanya diberikan 1 ekor kambing. "Kami minta Dinas Peternakan turun bersama kami untuk memeriksa langsung program Jalin Kesra, biar obyektif dan tidak hanya asal memberikan laporan," tegas Yudha Harnanto.

Diberitakan Bhirawa sebelumnya, program Jalin Kesra di Kabupaten Nganjuk mulai menuai masalah. Sebagian besar bantuan "cempe" tersebut kini mati atau dijual karena penyakitan. Seperti bantuan kambing di lima desa di Kecamatan Baron rata-rata ukurannya kecil dengan tinggi sekitar 40 centimeter. Bukan hanya kecil, kondisi kambing sejak diterima sudah penyakitan. Dari 15 ekor yang dibagikan kepada warga, 6 di antaranya mati karena sakit, yang lain ada yang dijual karena warga khawatir "cempe" bantuan tersebut akan mati.

Bantuan kambing di Desa Jekek yang kondisinya sakit juga diakui Kepala Desa Jekek, Siti Aisyah. Menurutnya kambing-kambing yang diberikan kepada warganya itu sudah diketahui kalau kondisinya banyak yang sakit sejak diturunkan dari truk di kantor balai desa. Selain itu, meskipun umurnya sudah tua, tapi ukurannya kecil, sehingga warga menyebut 'wedus kacang'. "Waktu itu, saya tidak berani berkomentar, karena belum dilantik jadi kepala desa," ujar Siti Aisyiah yang baru saja dilantik sebagai Kades.

Sementara Dinas Peternakan Kabupaten Nganjuk, sepertinya tidak mau disalahkan karena hanya berperan sebagai pendamping. Sedangkan yang menangani langsung adalah pemenang tender. Parahnya lagi Dinas Peternakan tidak dapat merinci kualitas bantuan kambing yang dibagi-bagikan kepada masyarakat. Selain tidak menangani langsung, juga tidak mengecek di lapangan secara keseluruhan, bagaimana proses pembagian sampai di tangan masyarakat. (skd)

Baca juga :
Hanya 50 Persen Disalurkan, Program Jalin Kesra Kab Nganjuk Diduga Dikorupsi ==> http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=e6ea268aef379d9e03c1cf543cf40532&jenis=1679091c5a880faf6fb5e6087eb1b2dc

Jalin Kesra Jatim 2013 BERMASALAH ==> http://t.co/sYj3eKXiAF

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar