Konsep dan Praktik “Berkelanjutan” Komunitas Banyau, Melawi, Kalimantan Barat VS Low Carbon Economy
Komunitas Banyau yang berada di Melawi, Kalimantan Barat telah lama memiliki sistem ekonomi dan pertanian yang disebut dengan Teratak. Di Teratak inilah mereka membangun pemukiman-pemukiman sederhana yang dilengkapi dengan kawasan pertanian pangan serta padang penggembalaan ternak. Para tetua mengatur pembagian kerja kepada seluruh anggota keluarga dan menerapkan hukum adat sebagai penjaga tertib sosial.
Komunitas Bunyau yang juga menyatakan diri sebagai Masyarakat Adat Dayak Limbai itu tetap mempertahankan pola perkebunan pangan dengan tidak memisahkan antara tanah pertanian dengan hutan, sungai dan padang ilalang. Dalam kegiatan pertaniannya, tidak hanya mengolah tanah, tetapi mereka juga meramu, berburu dan mengumpulkan hasil hutan, sungai dan padang ilalang. Semua kegiatan tersebut tersusun dalam kalender pertanian yang jelas dan proses pengelolaannya dikendalikan oleh adat.
Seperti apakah pengelolaan perkebunan pangan masyarakat Bunyau yang memiliki konsep keberlanjutan tersebut?
Dan bagaimanakah kaitan konsep berkelanjutan masyarakat Bunyau dengan konsep “Low Carbon Economy”?
Untuk mengetahui lebih lanjut informasi tersebut, silahkan mengunduh Kertas Kerja terbaru Epistema Institute yang berjudul “Maksud yang berbeda: Studi konsep dan praktik “berkelanjutan” komunitas Bunyau, Melawi Kalomantan barat vs low carbon economy” di http://epistema.or.id/maksud-yang-berbeda/
Salam hangat,
Luluk Uliyah
Knowledge and Media Manager
Epistema Institute
Jl. Jati Mulya IV No.23, Jakarta 12540
HP. 0815 9480246
www.epistema.or.id
fb: Epistema Inst | t: @yayasanepistema
“Belajar dan Berbagi untuk Keadilan Eko-Sosial”
Reply via web post | Reply to sender | Reply to group | Start a New Topic | Messages in this topic (1) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar