Gubernur kecam pemerasan terhadap kaum buruh
Saturday, 05 May 2012 16:41 Ewin
AMBON-Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu mengecam tindakan pemerasan terhadap pekerja buruh yang dilakukan oleh pengusaha dan lainnya. Dalam peringatan hari buruh international 1 Mei 2012 yang digelar oleh Serikat Pekerja Indonesia Provinsi Maluku, Ralahalu mengatakan semangat tranparansi dan demokrasi yang terus berkembang berdampak pada terbangunnya paradigma yang legaliter terhadap eksistensi pekerjaan dan kaum buruh.
www.radiodms.com
Kaum buruh bukan lagi diposisikan sebagai alat produksi yang dapat diperas dan dieksploitasi sesuka hati pengusaha, namun pekerja buruh telah terstruktur dalam spirit untuk membangun kemitraan dan relasi simbiosis mutulisme atau relasi yang menguntungkan satu dan lain. Pengusaha tidak dapat menentukan kebijakan sepihak tanpa melakukan koordinasi dengan pekerja atau buruh.
Hal yang sama juga pada pemerintah dimana pemerintah tidak lagi sebagai penguasa tetapi tidak lebih sebagai pelayan masyarakat, yang diharapkan yaitu adanya sinergitas antara pengusaha, pekerja buruh dan pemerintah. Ralahalu mencontohkan pengalamannya yang cukup lama di PT. Freport Indonesia di Papua. Kasus yang terjadi pada perusahan tersebut yaitu tuntutan pekerja Indonesia untuk disamakan upah kerjanya dengan pekerja asing.
Hal yang sama juga terjadi di sejumlah perusahan lainnya di Indonesia yaitu adanya aksi dari pekerja buruh yang menuntut perimbangan upah kerja dengan pekerjaan yang dikerjakan. Hal ini harus dihindari dan tidak perlu terjadi di Maluku. Pengusaha di Maluku diminta untuk memenuhi kebutuhan tenaga buruh sesuai dengan tingkatan pekerjaannya guna menghindari benturan antara pekerja buruh dengan pengusaha maupun dengan pihak lain. DMS
__._,_.___
.
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar