Minggu, 28 Desember 2014

[Media_Nusantara] 'Kebun Binatang' Migas Versi Faisal Basri

 

'Kebun Binatang' Migas Versi Faisal Basri

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi, Faisal Basri, akan memberikan rekomendasi kepada pemerintah setelah menganalisis dan mendeteksi permasalahan proses bisnis migas dari hulu hingga hilir.

Dari rekomendasi tersebut, Faisal berharap pemerintah membuat 'pagar' untuk melindungi potensi bisnis sektor migas yang seharusnya dinikmati rakyat. "Supaya perkebunan migas ini tidak mudah dijarah oleh pihak lain, tidak mudah didobrak oleh babi hutan, gajah dan macan," kata Faisal dalam diskusi energi di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu, 27 Desember 2014. (Baca: Faisal Basri Sebut Harga Premium di 'Ruang Gelap' ==> http://www.tempo.co/…/Faisal-Basri-Sebut-Harga-Premium-di-R… )

Faisal ingin potensi bisnis migas nasional dapat dimanfaatkan oleh pemerintah untuk kemakmuran rakyat. "Supaya tidak jadi nestapa," kata Faisal. Faisal yang dikenal sebagai dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, ini berharap bisnis migas yang 'gelap' dapat terang benderang setelah timnya memberi rekomendasi kepada pemerintah. (Baca: Harga Minyak Anjlok, Momentum Hapus Premium)

Salah satu upaya 'penerangan' yang dilakukan timnya dalam bisnis migas ini adalah mentransformasi penggunaan bahan bakar RON 88 menjadi RON 92. "Supaya setannya tidak lebih leluasa dibandingkan dengan ruang gelap," kata Faisal. (Baca: Faisal Basri: Indonesia Satu-satunya Pengimpor RON 88 ==> http://www.tempo.co/…/Faisal-Basri-Indonesia-Satu-satunya-P… )

Faisal menyarankan migrasi ke RON 92 karena menemukan keganjilan dalam pengadaan minyak bahan bakar RON 88. Saat kilang minyak Indonesia mengalami shutdown untuk pemeliharaan (unittended shutdown), kata dia, pemerintah sulit mendapatkan barang di luar negeri. "Enggak ada barangnya. Kata si penjual, kalau mau kami bikinin," kata Faisal. (Baca: Lima Bulan Lagi, Impor Premium Distop ==> http://www.tempo.co/…/…/Lima-Bulan-Lagi-Impor-Premium-Distop )

Faisal juga mempertanyakan pemerintah yang betah dalam kondisi seperti itu. "Kok mau berlama-lama di kondisi itu," ujar Faisal, heran. (Baca juga: 7 Jam Bertemu Faisal Basri, Bos Petral Tutup Mulut)

__._,_.___

Posted by: Al Faqir Ilmi <alfaqirilmi@yahoo.com>
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar