Sabtu, 15 Juni 2019

[Media_Nusantara] MENANGKAL RADIKALISME

 

MENANGKAL RADIKALISME.

Oleh: Saurip Kadi.

 

Keterpaparan radikalisme agama (Islam) yang kini berkembang pada masyarakat luas dan khususnya pada generasi muda terpelajar adalah sebuah keniscayaan, karena sesungguhnya sejak jatuhnya Bung Karnobangsa ini hidup tanpa kejelasan dasar negaraakibat sejak awal Orde Baru telah terjadi pemalsuan dan pengingkaran terhadap nilai-nilai Pancasila. 


Memang betul, kelima sila yang tercantum dalam Pembukaan UUD -1945 tetap digunakan sebagai dasar negara, namun "tool" yang digunakan Orde Baru dalam menjalankan sistem kenegaraan berasal dari paham dan atau ideologi lainbukan dengan nilai-nilai yang didasarkan pada pahamjiwa dan semangat Pancasila sebagaimana yang telah final dibahas oleh "Founding Fathers" dalam sejumlah persidangan BPUPKI dan juga PPKI menjelang kemerdekaan negara kita.


Penyebab Kerterpaparan Radikalisme.


Sejarah pejuangan kemerdekaan mencatat bahwa karena ketergesa-gesaan untuk segera merdeka,  membuat "Founding Fathers" kita belum sempat menjabarkan nilai-nilai luhurPancasila secara utuh dan menyeluruh menjadi nilai-nilai operasional sebagai "hukum dasar" dalam penyelenggaraan pemerintahan  negara yang dituangkan kedalam batang tubuh UUD -1945.


Dalam prakteknya, Orde Baru kemudian melengkapi kekurangan "hukum dasar" termaksud melalui TAP MPRS/MPR sesuai dengan selera dan kebutuhannya.  Rakyat kemudian dijadikan obyek kelinci percobaan gagasan elit Orde Barutentang sistem kenegaraan. Tanpa peduli darimana sumbervaliditas keilmuan dan apalagi jaminan  keberhasilan dalam praktek, model tata kelola sistem kenegaraan  yang dirumuskan Orde Baru kemudian dilabeli dengan sebutan Pancasila. 


Tegasnyanamasimbul serta adribut yang digunakan memangbetul Pancasila, tapi kandungan nilai dan apalagi jiwa serta semangat yang melingkupinya sama sekali bukan Pancasila sebagai dasar negara sebagaimana yang dimaksudkan oleh Founding Father kita.  


Dengan sebutan Demokrasi Pancasila, namun yang diterapkan Orde Baru sesungguhnya adalah sistem negara otoriterBangsa yang dikenal dengan budaya "adhi luhungkemudian kehilangan rasa kemanusiaannya. Kehidupan masyarakat yang begitu marak dengan simbul-simbul keagamaandalam praktiknya  sebagian dari mereka terlebih elitnya sesungguhnya tidak berketuhananbahkan sesembahan mereka justru berhala (JabatanUang dan atau kenikmatan duniawi lainnya).


Dengan konsep Dwi FungsiABRI kemudian dijadikan sebagai alat kekuasaan termasuk untuk melakukan kontrol sosial. Lebih dari ituatas nama kepentingan dan pembangunan nasional alat kelengkapan negara secara sah menurut hukum begitu saja mendzolimi  bangsanya sendiri dengan berbagai stigma politik. Dan masih banyak lagi model serta mekanisme tata kelola kekuasaan  negara yang justru bertentangan dengan nilai-nilai luhur Pancasila itu sendiri


Dengan konsep Ekonomi Pancasila, negara yang diberi berkah Tuhan Yang Maha Esa berupa kekayaan alam yang melimpah ruahrakyatnya justru dimiskinkan secara struktural oleh negaranya sendiri. Sumber Daya Alam yang ada kemudiadibagi-bagikan sedikit untuk BUMN dan yang jauh lebih banyak lagiuntuk kroni penguasa, dalam dan luar negeriMereka kemudian diberi kemudahanproteksibahkan monopoli dan sudah barangtentu juga fasilitas per Bank an. Sementara rakyatnya hanya bisa berebut mengkais sisa rezeki yang belum sempat mereka kuasaiIbarat dalam kehidupan nelayan, "mulai dari ikan Kakap hinggaikan Paus diambil negara, dan rakyatnya disuruh rebutan ikanTeri". 


Paska lengsernya pak Hartokondisi tersebut terus berlanjutkarena perubahan yang dilakukan melalui reformasi 199ternyata menyertakan nilai-nilai lama dan juga orang-orang lama yang justru bermasalahDisanalah maka sejak awal reformasi hingga saat ini terus terjadi turbulensi elit. Lebih dari itupraktek kartel dan oligharki kekuasaan yang dimasa lalu dilakukan oleh Penguasa, di era reformasi keadaan bebalikjustru dilakukan oleh kekuatan kapital..


Sungguh tepat statemen Presiden Jokowi diawal pemerintahannya yang menyebutkan bahwa "Mafia Dimana-mana, Dimana-mana Mafia". Adalah fakta tak terbantahkankalau banyak pejabat negara tak terkecuali dilingkungan elit TNI/Polri dan lembaga peradilan termasuk dilingkungan Hakim Agung adalah hasil ternakan Mafia. Dan belum lagi bicara tentang kesenjangan wilayah dan kerusakan sosial lainnya, yang kesemuanya itu oleh pemerintah kini dengan sekuat tenaga tengah diperbaiki.


Maka dapat dipahami kalau diera reformasirakyat banyak dan terlebih generasi mudanya  menjadi tidak peduli atau bahkanmuncul kesangsian terhadap keberadaan Pancasila, karena realitanya dengan Pancasila sebagai dasar negara, telah mengantar bangsa ini berulang kali dilanda krisis nasional serta malapetaka kemanusiaan yang ujungnya kini kondisi kehidupan bangsa menjadi begitu nestapaakibat sistem kenegaraan yang amburadul.


Dari realitas sebagaimana dijelaskan diataslantas bagaimana mungkin ketika ada harapan baru dan apalagi yang dikemas dengan bungkus agama (Islam) tidak membuat generasi mudadan apalagi kaum terpelajarnya tergerak hatinya untuk dijadikan konsep alternatif dalam menatap masa depan diri, bangsa dan negara nya. Dan kondisi tersebut menjadi lebih subur ketika untuk tujuan politik tertentu, pemerintahan terdahulu memberi kelonggaran  dan malah "ngopenipihak-pihak yang hendak mengambangkan paham radikalisme.  


Upaya Penangkalan Radikalisme.


Sesungguhnya keterlambatan pemerintah dalam menangani persoalan radikalisme juga tidak bisa lepas dari kelalaian pemerintah  dimasa lalu dalam melaksanakan amanat Undang-Undang Nomor:3 Tahun 2002 tentang dibentuknya Dewan Pertahanan  Negara yang salah satu fungsinya adalah menetapkan  Kebijakan Umum Pertahanan Negara termasuk dalam hal pendidikan Kewarga Negaraan sebagai bagian Bela Negara dalam membangun ketahanan nasional dibidang ideologisesuai kebutuhan kekinian.

Beruntung Presiden Jokowi dengan sigap segera menerbitkan Perppu Ormas yang kemudian telah di sahkan sebagai UU Nomor:16.Tahun 2018 Tentang: Penetapan Perppu Ormas menjadi  UU. Dan dengan mendasarkan pada hukumPemerintah juga mengambil kebijakan tegas membubarkan Hitsbut Taher IndonesiaDisamping Presiden Jokowi juga membentuk Badan Pembina Ideologi Bangsa (BPIP)


Utuk itu kedepanPresiden selaku Kepala Negara bisa saja memanfaatkan keberadaan BPIP disamping untuk membantudalam merumuskan Kebijakan Umum Pertahanan Negara dalam hal ini yang terkait dengan Bela Negara dalam mewujudkan ketahanan nasional dibidang ideologibisa saja dimanfaatkan untuk menjabarkan nilai-nilai luhur Pancasila yang diamanatkan oleh Founding Father menjadi nilai-nilai operasional yang kelakdijadikan amanat Pasal-Pasal UUD melalui Amandemen UUD -1945 ke 5Dengan demikian dalam menjalankan sistem kenegaraankedepan bangsa ini mempunyai "hukum dasar"yang benar-benar bersumber dari Pancasila.. Dengan demikianpraktek "labeling" nilai-nilai yang berasal dari paham lain dengan "merk" Pancasila, akan berakhir dengan sendirinya.


Hal mendasar lainnya dalam menangkal berkembangnya radikalisme adalah dengan peningkatan kwalitas syiar agama (Islam), kedepan pendakwah haruslah menguasai masalah–masalah kenegaraan disamping mutlak mereka harus tahu "asbabun nuzulatau sebab-sebab yang melingkupi turunnya ayat dari setiap ayat yang diajarkannya. Dengan demikian Islam tidak akan pernah tampil menakutkan dan apalagi menjadi sumber mala petaka kemanusiaan yang diatas namakan perintah Allah SWT Tuhan Yang Maha Esakarena ayat hanya dibaca secara textual. 


Disamping itu, kedepan Pemerintah tidak boleh lagi berdiam diri terhadap puluhan ribu Pondok Pesantren yang selama ini titik beratnya lebih pada  pembekalan anak didik untuk siap hidup di akherat, yang realitanya untuk sampai ketujuan tersebut masih waktu panjang. Dengan pembekalan ketrampilan yang difasilitasi pemerintahniscaya akan mengurangi potensi ummat Islam sebagai lahan subur berkembangnya radikalismekarena faktor kemiskinan dan kesulitan hidup mayoritas bangsa yang kebetulan beragama Islam.  

 

PenulisMayjen TNI (Purnmantan Aster Kasad.

 



Dikirim dari Yahoo Mail untuk iPhone

__._,_.___

Posted by: Al Faqir Ilmi <alfaqirilmi@yahoo.com>
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)

SPONSORED LINKS
.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar