Tengku Zul Bicara Rasis
Jagat twitter di tanah air tengah heboh dengan tagar #TengkuzulRasis. Sampai hari Minggu, 26 Juli 2020, tagar tersebut sudah diretweet sebanyak 2.152.
Dalam sebuah video yang beredar, Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) tersebut tengah menyampaikan ceramah atau dakwahnya dalam suatu acara pengajian. Di dalam ceramah tersebut, Tengku Zulkarnain menyinggung soal Jawa, Solo, dan Sumatera.
"Biarkan kami ustadz-ustadz Sumatera dengan gaya Sumatera, betul? Jangan di Solo kami gaya Solo," kata Tengku Zulkarnain dalam ceramahnya tersebut.
Tengku Zul menuturkan dalam ceramah, ustadz dari Solo itu lain. Lalu dia mencontohkan cara berceramah atau berdakwah ustadz Solo dengan nada yang halus, pelan.
"Biarlah dia dengan gaya Solo-nya. Iya kan. Aku dengan gaya Medanku. Tak senang kau, kita selesaikan di luar," katanya diikuti suara tertawa dari para jemaah yang hadir.
Selanjutnya, Tengku Zul berbicara mengenai prinsip orang Sumatera dengan menyebut "kerisnya di depan". Kemudian, "lebih baik mati berkalang tanah daripada hidup bercermin bangkai". Lalu, "Lebih baik mati berdiri daripada hidup berlutut".
Setelah itu, dia membicarakan orang Jawa yang punya prinsip lain dengan mencoba menirukan gaya bicara mereka yang lebih halus atau lambat.
"Kalau Jawa lain. Kue arep tak pateni," kata Tengku Zul sambil menirukan gaya bicara orang Jawa.
Sejumlah netizen atau warganet tidak suka dengan apa yang dilakukan Tengku Zul tersebut. Bahkan, mereka berniat membawanya ke jalur hukum.
__._,_.___
Posted by: Hery Dono <herydono@yahoo.com>
Reply via web post | • | Reply to sender | • | Reply to group | • | Start a New Topic | • | Messages in this topic (1) |
.
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar