EMPATI
Pemilik rumah menyuguhkan minuman. Ketika teman itu hendak minum, dia mencium bau sabun pada gelas itu. Dia batal minum. Dia tahu bahwa gelas itu tidak bersih. Dia perhatikan gelas yang lain juga sama karna nampak membayang kesan kotor. Benarlah, para ajudan juga melakukan hal yang sama dengan teman ini, tidak jadi minum. Namun JOKOWI dengan tersenyum sambil berbicara dengan pemilik rumah, menghabiskan minuman itu. Tidak ada kesan diwajah
JOKOWI ragu ketika meminum air itu.
Yang membuat saya terkejut, lanjut cerita teman itu, adalah sikap JOKOWI ketika saya tanya " Apakah bapak merasakan aroma sabun pada gelas itu", Dengan tersenyum JOKOWI berkata " Air dengan gelas beraroma sabun adalah inspirasi saya untuk berbuat karena cinta.
Pemimpin tidak akan merasakan ini kalau dia hanya berada dikantor atau di istana.
Selanjutnya JOKOWI mengatakan bahwa ketika dia merasakan aroma sabun pada gelas itu, hatinya serasa menjerit karena inilah yang dirasakan oleh sebagian besar rakyatnya
setiap hari yaitu kelangkaan air bersih.
Air adalah esensi kehidupan dan negara telah gagal menjaga yang esensi itu.
Masyarakat kita yang tinggal di daerah kumuh menghadapi masalah kesehatan, pendidikan, perumahan, kesempatan berusaha, lingkungan dan lain sebagainya. Kehidupan mereka sudah ada sejak negeri ini merdeka.
Mengapa ? karena selama ini negara tidak hadir ditengah tengah mereka. Negara terlalu jauh untuk dijangkau dan menjangkau nya Akibatnya keadilan sosial semakin jauh dan jauh.
Sebagai orang yang lahir dari keluarga miskin, saya dapat merasakan suasana getaran hati mereka kata JOKOWI, melihat kegetiran dan realitas yang dihadapanhya.
JOKOWI juga lahir dari keluarga miskin. Mungkin juga anda atau siapapun yang kini hidup lapang tidak pernah merasakan kegetiran hidup dalam kemiskinan seperti itu. Dan akan merasakan hal yang sama.
Menanamkan empati terhadap keadaan lingkungan yang terbatas akan akses sosial, tidak mudah. Kalau anda tidak pernah merasakan getirnya hidup dipinggir kali. Tidak pernah merasakan getir di usir karena enggak mampu bayar kontrakan.
Tidak pernah merasakan getir karena enggak ada uang ketika harus bayar anak sekolah.
Anda tidak akan merasa bagaimana kekuatan empati dalam diri anda.
Makanya ketika JOKOWI mencalonkan diri sebagai PRESIDEN, sayapun jadi terpanggil mendukungnya karena tanggung jawab moral agar lahir pemimpin dari kaum bawah, yang akrab lahir batin dengan kemiskinan, sehingga dia akan jadi pembela orang miskin.
Negeri kita kaya tetapi kita miskin pemimpin yang punya empati bagi Si miskin. Kebanyakan hanya sebatas retorika namun tidak bisa lari dari fakta yang kemaruk harta dan lupa kepada Si miskin ketika berkuasa.
Kalau Tuhan memberi rahmat kepada suatu kaum maka dipilihlah pemimpin yang lahir dari kaum duafa dan dia akan selalu dijaga Tuhan untuk melaksanakan keadilan Tuhan bagi Si miskin.
Dia juga pasti akan terus diganggu oleh kawan dan lawan yang hanya mementingkan BISNIS besar Kelompoknya saja dari dulu begitulah karakter mereka yang bahkan tega menghisap darah bangsanya sendiri untuk memonopoli sumber kekayaan negerinya.
Mereka takut jaringan nya tiba tiba dirontokkan sehingga memutus ruang geraknya saya yakin JOKOWI sangat tahu diri dan sangat menyadari realitas yang ada itu apalagi jaringan mereka sudah terlanjur sangat kuat baik itu di dalam maupun diluar system politik Nasional yang bisa saja merobohkan economic kita yang sudah 80% dibawah cengkeraman mereka.
Tidak mudah memang bagi JOKOWI apalagi dia juga bukan siapa siapa tadinya dia hanya dari kalangan rakyat biasa yang saat ini telah menjadi PRESIDENT negara sebesar Indonesia
Rasanya Mustahil jika tidak ada peran TUHAN didalamnya
Saya percaya itu, makanya saya membela JOKOWI untuk kebaikan, agar Indonesia lebih baik....
#Salam kebajikan. 🙏🙏🙏
Posted by: Hery Dono <herydono@yahoo.com>
Reply via web post | • | Reply to sender | • | Reply to group | • | Start a New Topic | • | Messages in this topic (1) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar