http://www.sinarharapan.co/hukumdanpolitik/read/7342/kontras_sayangkan_pernyataan_jokowi_soal_papua
KontraS Sayangkan Pernyataan Jokowi Soal Papua
Selasa , 20 Agustus 2019 | 17:16
Sumber Foto Dok/Ist
Yati Andriani
JAKARTA - Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) menyayangkan pernyataan Presiden Joko Widodo yang meminta masyarakat dan mahasiswa Papua untuk saling memaafkan atas insiden pengepungan asrama mahasiswa Papua di Surabaya yang berbuntut kerusuhan di Manokwari, Papua Barat, Senin (19/8/2019). KontraS menganggap Jokowi seharusnya menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat Papua.
Koordinator Kontras Yati Andriani menganggap peristiwa yang terjadi di Manokwari, Papua Barat dan Jayapura, Papua pada Senin (19/8/2019) merupakan puncak dari segala diskriminasi yang telah dialami oleh masyarakat dan mahasiswa Papua.
Sebelum peristiwa ini, Yati menyebut telah terjadi banyak pelarangan dan pengekangan terhadap hak berpolitik, ekonomi, sosial dan budaya yang tidak didapatkan oleh masyarakat Papua.
Permintaan Jokowi untuk saling memaafkan dinilainya tidak menyelesaikan permasalahan Papua. Yati menilai dalam hal ini masyarakat Papua sebagai korban, sehingga seharusnya Jokowi meminta maaf kepada masyarakat Papua, atas diskriminasi dan rasisme selama ini.
"Itu semua menunjukkan ada hal penting, hal rumit di Papua, sehingga cara presiden hanya dengan menyatakan mari kita saling memaafkan, itu pernyataan yang tidak cukup untuk menjawab persoalan-persoalan yang terjadi di Papua," ujar Yati di Kantor KontraS, Jakarta Pusat, Selasa (20/8/2019).
"Kami ingin presiden menyatakan sebagai presiden, kepala negara, meminta maaf terhadap rasisme dan diskriminasi terhadap masyarakat Papua dan menyatakan bahwa siapapun yang terlibat dengan tindakan-tindakan tersebut harus dihukum sesuai proses hukum yang ada," katanya.
Presiden Jokowi sebelumnya mengakui ada hal yang membuat masyarakat Papua tersinggung. Namun dia mengajak masyarakat Papua bersikap memaafkan."Jadi, saudara-saudaraku, Pakce Mace, mama-mama di Papua, di Papua Barat, saya tahu ada ketersinggungan. Oleh sebab itu sebagai saudara sebangsa setanah air, yang paling baik memaafkan. Emosi itu boleh tapi memaafkan itu lebih baik. Sabar itu juga lebih baik," kata Jokowi.
Yati bersama dengan KontraS dan LSM lainnya mendesak supaya Jokowi memastikan jaminan perlindungan bagi mahasiswa dan masyarakat Papua dari segala bentuk tindakan diskriminatif, rasial, kekerasan, persekusi, intimidatif, dan represif.
Selain itu, dia juga meminta kepolisian melakukan proses hukum secara transparan, akuntabel dan berimbang terhadap siapapun yang melakukan tindakan diskriminatif, rasial, kekerasan, persekusi, intimidatif, dan represif terhadap mahasiswa dan masyarakat Papua.
Posted by: Marco 45665 <comoprima45@gmail.com>
Reply via web post | • | Reply to sender | • | Reply to group | • | Start a New Topic | • | Messages in this topic (1) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar