Rabu, 05 Juni 2013

[Media_Nusantara] Prabowo dan Jusuf Kalla mendukung Kenaikan Harga BBM? Benarkah Suara Mereka Demi Rakyat?

 

Prabowo dan Jusuf Kalla mendukung Kenaikan Harga BBM? Benarkah Suara Mereka Demi Rakyat?

Sakit Jiwa Mengatakan Subsidi BBM Hanya Menguntungkan Orang Kaya

Kalau kita hitung bagaimana beban besar akan menggelayuti banyaknya rakyat miskin kita setelah dikeluarkannya kebijakan kenaikan harga bbm, rakyat miskin memang tidak naik motor tapi rakyat miskin butuh makan . bbm naik harga kebutuhan pokok juga ikut menyusul naik.

Dari situ kita akan melihat puncak penderitaan mereka yang akan lebih melarat dari sebelumnya. Kita tahu bahwa rakyat miskin ini rata-rata hidupnya hanya 10 ribu per hari. Sementara, bagi orag kaya yang dianggap mendapatkan banyak subsidi karena lebih sering menggunakan kendaraan bermotor, bagi mereka kenaikan harga bbm tidak akan berpengaruh dan tidak akan merugikan.

Sekarang apa daya kita akan menghilangkan krisis ini akibat beban apbn yang dianggap membebani negara, bagaimana usaha kita menghilangkan keadaan rakyat yang akan jadi korban kenaikan harga bbm? Jawabnya, kita harus melenyapkan kerakusan kaum pemodal yang bermental imperialis dan antek-antek penguasa yang korup.

Kenaikan harga bbm menguntungkan pengusaha besar Dan membinasakan usaha kecil. Mengapa?

Prabowo dan Jusuf Kalla yang dikenal juga memilik perusahaan besar dengan modalnya yang tidak terbatas akan mudah menjalankan usahanya. Mereka memiliki kesempatan lebih besar untuk menyingkirkan usahawan kecil. Harga-harga naik maka usaha kecil tidak akan sanggup bersaing. Maka tidaklah heran dengan keadaan ini hidup rakyat miskin tergenggam di dalam tangannya kaum pemodal besar Dan penguasa kaki tangannya. Lalu rakyat dianggap pengemis dengan sedikit pembagian rempah-rempah remehnya.

Dan usaha kita buat melenyapkan adalah terus SUARAKAN dengan jujur dan berani!

Harga BBM Naik, Rakyat Dalam Keadaan Bahaya!!!

Pemerintah ngotot akan menaikkan harga bbm pertengahan juni nanti. Rakyat dalam keadaan bahaya. Anggaran buat subsidi BBM dicabut maka tidak heran jika pada saat ini rakyat akan tambah menderita karena daya beli mereka semakin rendah.

Maka Sebetulnya subsidi energi justru bisa menjadi roda pemutar perekonomian nasional dengan menggalakkan industri yang digerakkan oleh hasil Sumber Daya Alam kita sendiri yang melimpah dan murah yang kenyataannya sulit didapat karena telah dijual murah ke Luar negeri dan dikuasai asing.

Maka tak heran pula kita dapat melihat SPBU-SPBU asing di-mana mana jabotabek timbul sebagai jamur di musim penghujan.

Kita mengetahui bagaimana rezim neolib SBY bertekuk lutut di bawah penguasa pasar minyak. Namun, kita rakyat Indonesia tidak boleh tunduk pula. Kita harus melenyapkan sistem neolib yang mengandung kapitalisme dan imperialisme dari muka bumi Indonesia.

Pemerintah bohong sebut kenaikan BBM hemat Rp 30 triliun

Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) meminta Dewan Perwakilan Rakyat menolak pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2013 yang diajukan pemerintah. Alasannya, kebijakan yang diniatkan menghemat anggaran itu, sebetulnya malah menambah belanja subsidi bahan bakar minyak (BBM).

Sekjen FITRA Yuna Farhan mengatakan rencana kenaikan BBM subsidi hanya siasat politik pemerintah untuk menghadapi pemilu 2014 mendatang. Alasan pemerintah menjaga defisit anggaran dan menghemat Rp 30 triliun uang negara, tidak terbukti dalam rancangan itu. Malah, dalam draf RABPN-P, belanja subsidi energi tetap tinggi.

"Kenaikan subsidi BBM dianggap memberatkan APBN dan kenaikan BBM menghemat Rp 30 triliun. Faktanya belanja subsidi dalam RAPBN-P 2013 malah naik Rp 16,1 triliun. Ada upaya mengelabui publik di sini," ucap Farhan dalam konferensi pers di Sekretariat Nasional FITRA, Mampang, Jakarta, Minggu (2/6).

Di tempat yang sama, Peneliti FITRA Yenny Sucipto menjelaskan beban subsidi BBM sebagai penyebab membengkaknya defisit anggaran dinilai juga hanya akal akalan pemerintah. Kenaikan defisit anggaran Rp 80 triliun pada RAPBN-P 2013 disebabkan karena diturunkannya target penerimaan perpajakan senilai Rp 53,6 triliun.

"Tambahan subsidi BBM hanya berkontribusi 20 persen terhadap defisit, sementara penurunan perpajakan berkontribusi 66 persen terhadap defisit," ucapnya.

Dengan demikian, FITRA menilai subsidi BBM yang menjadi alasan untuk mengajukan APBN-P 2013 tidak benar. Pemerintah hanya menyiasati APBN-P 2013 untuk menyusupkan program-program populis dalam rangka menarik simpati rakyat untuk kepentingan pemilu 2014.

"Belanja kompensasi kenaikan BBM (BLSM, tambahan raskin, beasiswa) dengan total Rp 30,1 triliun. Padahal besarnya hampir dua kali lipat dari kenakan subsidi BBM Rp 16,1 triliun," tegasnya.

Jika disepakati oleh DPR, APBN-P 2013 merupakan landasan hukum bagi pemerintah untuk menaikkan BBM subsidi. Nantinya premium akan menjadi Rp 6.500 per liter dan solar Rp 5.500 per liter.

baca juga :

Ichsanuddin Noorsy : Naikkan Harga BBM, Pemerintah Berdusta! ==> http://jaringanantikorupsi.blogspot.com/2013/06/medianusantara-naikkan-harga-bbm.html

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar