MELAWAN FITNAH SEJARAH PAGANISME DAN KANIBALISME
Simak klarifikasinya :
Sejak abad ke-2 M dan selama satu milenium terpublikasi lewat tulisan Ptolemaeus, Sumatra bagian utara dianggap sebagai daerah berbahaya karena diduga dihuni oleh sejumlah masyarakat "Kanibal"
Sebelum dan sesudah abad ke-5-6 M, melalui sebuah tempat yang bernama "Barus" wilayah kaya dengan kamper, yang diekspor ke Eropa....karena inilah isyu dan publikasi di hembuskan bangsa lain "memfitnah" untuk menguasai nya...
Gambaran tentang publikasi di atas jelas
dengan persinggahan Marco Polo di bagian Utara Sumatra tahun 1291, Ia adalah orang pertama yang mencatat kehadiran Islam yang bermukim di kota-kota pesisir dan menyebut masyarakatnya mayoritas penganut paganisme yang biadab dan sebagian kanibal yang tinggal di pegunungan dan belum dikenal dunia luar
Pada awal abad ke 13 M, Zhao Rugua mencatat sebuah negeri bernama Pa-t'a, di
bawah kuasa Sriwijaya, Sejarah resmi dinasti Yuan (Yuanshi) mencatat kedatangan utusan dari Ma-da di istana maharaja Tiongkok
pada tahun 1285
Kaitan antara Pa-t'a dan "Bata"...adalah suku kata "ma" diucapkan "ba" dalam dialek yang digunakan di bagian selatan Fujian,nama tempat ini adalah "Bata", Tetapi kedua sumber Tionghoa ini tidak mengaitkan nama negeri "Bata" dengan sebuah masyarakat kanibal, masyarakat nya beradat yang sama
dengan masyarakat di Jawa dan di Melaka,
tambahan informasi juga mengenai adanya orang-orang bertato
'Pires' mencatat tiga tempat yang menjadi pusat aktivitas dengan pedagang asing di Pesisir Timur Laut, yaitu Bata (di selatan Pasai) dengan barang perdagangan utama rotan, Aru yang memiliki
cukup banyak kamper dan banyak kemenyan, serta Arcat
Nama suku "Bata" muncul dari Fernão Men-des Pinto, (1509-1583) orang Eropa
pertama yang pernah pergi ke pedalaman utara
Sumatra dan meninggalkan jejak tertulis.
Dalam karyanya berjudul Peregrinação,penjelajah Portugis ini di antaranya mencatat kunjungan duta "Raja
orang Bata" ke kapten Melaka yang baru, Pedro de Faria, tahun 1539.Mendes Pinto antara lain melaporkan bahwa raja ini penganut paganisme
Duarte Barbosa (1480-1521) juga menulis
tentang kerajaan Aru yang ketika itu dikuasai oleh orang-orang kanibal penganut paganisme
Nicolo de' Conti tinggal selama setahun di kota
Sciamuthera (Samudra) tahun 1430 dan menjadi orang pertama yang menyebut nama tempat "Batech" yang gemar berperang
Awal
abad ke-16 melalui Tomé Pires yang menyebut
"Seorang Raja dari Bata" dalam laporannya Sumatra
Oriental (1512-1515)
Nama suku "Batang" muncul dalam sumber-sumber Arab lima belas tahun sesudah kisah Pinto. Penyair dan sastrawan Turki Sidi 'Ali Celebi tahun 1554
menyebut tentang pemakan manusia yang ber-
mukim di bagian barat Pulau Sumatra
Tahun 1563, Joao de Barros menggunakan kembali nama suku "Batas" dan menyebutkan bahwa masyarakat kanibal "yang paling liar dan paling gemar berperang sedunia" ini menghuni bagian pulau yang berhadapan dengan Melaka
Sudut pandangnya mengenai geografi suku-suku hanya mengulang pandangan yang sudah berumur hampir tiga abad lalu, yang menghadapkan kaum "Moros" (orang Islam), yakni orang asing yang datang untuk berdagang dan bermukim di daerah pantai, dengan kaum "Gentios" (penganut paga-
nisme), penduduk asli di daerah pedalaman
Charles Miller masuk ke pedalaman Tapanuli tahun 1772.Miller terkesan oleh keberagaman bahasa penduduk di pedalaman,menulis tentang sebuah masyarakat kanibal bernama "Battas" yang berbeda dari semua penduduk lain di Sumatra , Sepuluh tahun kemudi-
an diterbitkan sintesis-sintesis pertama tentang Sumatra, yaitu sebuah artikel oleh Radermacher (1781) dan karya William Marsden yang terkenal, History of Sumatra (1783)
Semua catatan bangsa lain diatas menulis dan mempublikasikan suku asli terdahulu "Batak" adalah "Paganisme" juga "Kanibalisme"...benarkah....?
Ada banyak perdebatan ilmiah mengenai asal-usul istilah "Paganisme" ,terutama karena sebelum abad ke 20 tidak ada satu pun yg mengidentifikasi diri sebagai Paganism
"Paganisme" adalah istilah yang pertama muncul di antara komunitas Kristen dari Eropa selatan selama akhir zaman sebagai "Descriptor" dari agama-agama lain selain mereka sendiri atau terkait agama-agama Ibrahim yaitu Yudaisme dan Islam
Setelah agama-agama Ibrahim mulai menjadi lebih banyak diadopsi,yang dikenal sebagai Kristenisasi dan Islamisasi,Berbagai nama dan istilah di buat untuk menggambarkan orang-orang yang tidak mematuhi agama Ibrahim tersebut, mereka mulai berkembang beberapa di antaranya termasuk "Hellene" , "Pagan" ,pada awal nya nama-nama ini digunakan sebagai penyebutan kepada ajaran selain yg di bawa Ibrahim
Pada abad ke-19, paganisme itu kembali diadopsi sebagai "Self-Descriptor" oleh anggota berbagai kelompok yg terinspirasi oleh dunia kuno....
....jadi istilah "Paganisme" baru ada pada abad 19 ...dan tulisan diatas tentang "Paganisme" sebelum abad 19 di Sumatra adalah "Mustahil"....
Perhatikan lagi...ini hal yang lebih penting guna meng klarifikasi "Publikasi" bangsa lain terhadap suku asli Nusantara "Parmalim #Batak"...
Tentang Parmalim, Tercatat sudah ada pada 1450 tahun Batak atau Tahun 497 Masehi,...ini lebih dahulu ada sebelum orang orang eropa datang membawa rempah rempah ke negrinya
1. Mulajadi Na Bolon,Adalah sebutan Tuhan Yang Maha Besar tempat semua makhluk berasal
2. Tempat Ibadah: Bale Parpitaan dan Bale Partonggoan
3. Kita Suci: Tumbaga Holing
4. Pembawa Agama AtauTokoh Spiritual: Raja Uti
5. Pantangan: Riba, Makan Darah, Babi dan Anjing serta Monyet
Dalam budaya adatnya terdapat :
Martutu Aek, Ritual pembabtisan dan pemberian nama seorang bayi pada hari ketujuh kelahirannya
Pasahat Tondi, Upacara kematian
Samisara/Mararisantu, peribadatan setiap hari sabtu
Mardebata, Peribadatan atas niat seseorang
Mangan Mapaet, Peribadatan memohon penghapusan dosa
Sipaha Sada, Peribadatan hari memperingati kelahiran Simarimbulubosi
Sipaha Lima, Peribadatan hari persembahan/kurban
Subang Bolon , Pantangan besar atau diharamkan memakan daging babi, kucing, anjing, binatang-binatang liar lainnya dan darahnya
Tidak ada tercermin Paganisme pada budaya #Parmalim Batak"...Juga pantangan besarnya adalah diharamkan memakan daging babi, kucing, anjing, binatang-binatang liar lainnya juga darahnya....bagaimana ini bisa di sebut #Kanibalisme" jika darah hewan saja adalah pantangan besarnya....
Maka tinggalkan catatan sejarah versi penjajah...
INDONËSIARYĀ
True Back History of Indonesia
Exploration & Research
By : #Santosaba
(Revicionist History )
Chat on : bit.ly/3xmsE37
https://santosaba.catalog.to
https://anchor.fm/santo-saba
http://msha.ke/santosaba
Suku asli Nusantara terdahulu "Batak" adalah "Paganisme" juga "Kanibalisme".......benarkah...?
Simak klarifikasinya :
Sejak abad ke-2 M dan selama satu milenium terpublikasi lewat tulisan Ptolemaeus, Sumatra bagian utara dianggap sebagai daerah berbahaya karena diduga dihuni oleh sejumlah masyarakat "Kanibal"
Sebelum dan sesudah abad ke-5-6 M, melalui sebuah tempat yang bernama "Barus" wilayah kaya dengan kamper, yang diekspor ke Eropa....karena inilah isyu dan publikasi di hembuskan bangsa lain "memfitnah" untuk menguasai nya...
Gambaran tentang publikasi di atas jelas
dengan persinggahan Marco Polo di bagian Utara Sumatra tahun 1291, Ia adalah orang pertama yang mencatat kehadiran Islam yang bermukim di kota-kota pesisir dan menyebut masyarakatnya mayoritas penganut paganisme yang biadab dan sebagian kanibal yang tinggal di pegunungan dan belum dikenal dunia luar
Pada awal abad ke 13 M, Zhao Rugua mencatat sebuah negeri bernama Pa-t'a, di
bawah kuasa Sriwijaya, Sejarah resmi dinasti Yuan (Yuanshi) mencatat kedatangan utusan dari Ma-da di istana maharaja Tiongkok
pada tahun 1285
Kaitan antara Pa-t'a dan "Bata"...adalah suku kata "ma" diucapkan "ba" dalam dialek yang digunakan di bagian selatan Fujian,nama tempat ini adalah "Bata", Tetapi kedua sumber Tionghoa ini tidak mengaitkan nama negeri "Bata" dengan sebuah masyarakat kanibal, masyarakat nya beradat yang sama
dengan masyarakat di Jawa dan di Melaka,
tambahan informasi juga mengenai adanya orang-orang bertato
'Pires' mencatat tiga tempat yang menjadi pusat aktivitas dengan pedagang asing di Pesisir Timur Laut, yaitu Bata (di selatan Pasai) dengan barang perdagangan utama rotan, Aru yang memiliki
cukup banyak kamper dan banyak kemenyan, serta Arcat
Nama suku "Bata" muncul dari Fernão Men-des Pinto, (1509-1583) orang Eropa
pertama yang pernah pergi ke pedalaman utara
Sumatra dan meninggalkan jejak tertulis.
Dalam karyanya berjudul Peregrinação,penjelajah Portugis ini di antaranya mencatat kunjungan duta "Raja
orang Bata" ke kapten Melaka yang baru, Pedro de Faria, tahun 1539.Mendes Pinto antara lain melaporkan bahwa raja ini penganut paganisme
Duarte Barbosa (1480-1521) juga menulis
tentang kerajaan Aru yang ketika itu dikuasai oleh orang-orang kanibal penganut paganisme
Nicolo de' Conti tinggal selama setahun di kota
Sciamuthera (Samudra) tahun 1430 dan menjadi orang pertama yang menyebut nama tempat "Batech" yang gemar berperang
Awal
abad ke-16 melalui Tomé Pires yang menyebut
"Seorang Raja dari Bata" dalam laporannya Sumatra
Oriental (1512-1515)
Nama suku "Batang" muncul dalam sumber-sumber Arab lima belas tahun sesudah kisah Pinto. Penyair dan sastrawan Turki Sidi 'Ali Celebi tahun 1554
menyebut tentang pemakan manusia yang ber-
mukim di bagian barat Pulau Sumatra
Tahun 1563, Joao de Barros menggunakan kembali nama suku "Batas" dan menyebutkan bahwa masyarakat kanibal "yang paling liar dan paling gemar berperang sedunia" ini menghuni bagian pulau yang berhadapan dengan Melaka
Sudut pandangnya mengenai geografi suku-suku hanya mengulang pandangan yang sudah berumur hampir tiga abad lalu, yang menghadapkan kaum "Moros" (orang Islam), yakni orang asing yang datang untuk berdagang dan bermukim di daerah pantai, dengan kaum "Gentios" (penganut paga-
nisme), penduduk asli di daerah pedalaman
Charles Miller masuk ke pedalaman Tapanuli tahun 1772.Miller terkesan oleh keberagaman bahasa penduduk di pedalaman,menulis tentang sebuah masyarakat kanibal bernama "Battas" yang berbeda dari semua penduduk lain di Sumatra , Sepuluh tahun kemudi-
an diterbitkan sintesis-sintesis pertama tentang Sumatra, yaitu sebuah artikel oleh Radermacher (1781) dan karya William Marsden yang terkenal, History of Sumatra (1783)
Semua catatan bangsa lain diatas menulis dan mempublikasikan suku asli terdahulu "Batak" adalah "Paganisme" juga "Kanibalisme"...benarkah....?
Ada banyak perdebatan ilmiah mengenai asal-usul istilah "Paganisme" ,terutama karena sebelum abad ke 20 tidak ada satu pun yg mengidentifikasi diri sebagai Paganism
"Paganisme" adalah istilah yang pertama muncul di antara komunitas Kristen dari Eropa selatan selama akhir zaman sebagai "Descriptor" dari agama-agama lain selain mereka sendiri atau terkait agama-agama Ibrahim yaitu Yudaisme dan Islam
Setelah agama-agama Ibrahim mulai menjadi lebih banyak diadopsi,yang dikenal sebagai Kristenisasi dan Islamisasi,Berbagai nama dan istilah di buat untuk menggambarkan orang-orang yang tidak mematuhi agama Ibrahim tersebut, mereka mulai berkembang beberapa di antaranya termasuk "Hellene" , "Pagan" ,pada awal nya nama-nama ini digunakan sebagai penyebutan kepada ajaran selain yg di bawa Ibrahim
Pada abad ke-19, paganisme itu kembali diadopsi sebagai "Self-Descriptor" oleh anggota berbagai kelompok yg terinspirasi oleh dunia kuno....
....jadi istilah "Paganisme" baru ada pada abad 19 ...dan tulisan diatas tentang "Paganisme" sebelum abad 19 di Sumatra adalah "Mustahil"....
Perhatikan lagi...ini hal yang lebih penting guna meng klarifikasi "Publikasi" bangsa lain terhadap suku asli Nusantara "Parmalim #Batak"...
Tentang Parmalim, Tercatat sudah ada pada 1450 tahun Batak atau Tahun 497 Masehi,...ini lebih dahulu ada sebelum orang orang eropa datang membawa rempah rempah ke negrinya
1. Mulajadi Na Bolon,Adalah sebutan Tuhan Yang Maha Besar tempat semua makhluk berasal
2. Tempat Ibadah: Bale Parpitaan dan Bale Partonggoan
3. Kita Suci: Tumbaga Holing
4. Pembawa Agama AtauTokoh Spiritual: Raja Uti
5. Pantangan: Riba, Makan Darah, Babi dan Anjing serta Monyet
Dalam budaya adatnya terdapat :
Martutu Aek, Ritual pembabtisan dan pemberian nama seorang bayi pada hari ketujuh kelahirannya
Pasahat Tondi, Upacara kematian
Samisara/Mararisantu, peribadatan setiap hari sabtu
Mardebata, Peribadatan atas niat seseorang
Mangan Mapaet, Peribadatan memohon penghapusan dosa
Sipaha Sada, Peribadatan hari memperingati kelahiran Simarimbulubosi
Sipaha Lima, Peribadatan hari persembahan/kurban
Subang Bolon , Pantangan besar atau diharamkan memakan daging babi, kucing, anjing, binatang-binatang liar lainnya dan darahnya
Tidak ada tercermin Paganisme pada budaya #Parmalim Batak"...Juga pantangan besarnya adalah diharamkan memakan daging babi, kucing, anjing, binatang-binatang liar lainnya juga darahnya....bagaimana ini bisa di sebut #Kanibalisme" jika darah hewan saja adalah pantangan besarnya....
Maka tinggalkan catatan sejarah versi penjajah...
INDONËSIARYĀ
True Back History of Indonesia
Exploration & Research
By : #Santosaba
(Revicionist History )
Chat on : bit.ly/3xmsE37
https://santosaba.catalog.to
https://anchor.fm/santo-saba
http://msha.ke/santosaba
Tidak ada komentar:
Posting Komentar