Selasa, 31 Januari 2012

[berita_nusantara] Dana DAK Pendidikan Kabupaten Malang, Dari 123 Milyar Yang Dikorupsi 70 Milyar

 

http://www.gerbangnews.com/index.php?option=com_content&view=article&id=568:rp-70-miliar-dak-pendidikan-diduga-menguap&catid=48:malangnesia&Itemid=136

Rp 70 Miliar DAK Pendidikan Diduga Menguap

MALANG |
Dugaan kebocoran Dana Alokasi Khusus (DAK) Pendidikan di Kabupaten Malang sangat tinggi hingga mencapai 50% lebih sesuai temuan Komisi D di lapangan.
Dugaan ini berdasarkan beberapa kali hasil sidak para anggota Komisi D ke berbagai sekolah penerima DAK Pendidikan.

Bahkan, ketentuan banyak yang dilanggar oleh rekanan yang mengerjakan proyek tersebut.

"Kondisi di lapangan pengerjaan proyek yang didanai oleh DAK Pendidikan sangat buruk sekali. Ini berdasarkan pengamatan kita, sangat tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, seperti bestek. Kita simpulkan, terjadi tingkat kebocoran hingga mencapai 50% lebih dari total dana DAK," ujar Sekretaris Komisi D DPRD Kabupaten Malang, Unggul Nugroho.

Dana DAK sendiri gabungan dua tahun anggaran 2010 dan 2011 mencapai Rp123 Miliar. Anggaran ini ditambah lagi dana sharing 10% berasal dari APBD Kabupaten Malang. Sehingga, total dana di lapangan untuk berbagai proyek mulai rehab ruang kelas, pengadaan computer, serta pengadaan buku dan alat pembelajaran mencapai Rp123 Miliar ditambah 10% dari dana tersebut.

Bila ditotal, kuat dugaan dana yang bocor atau menguap bisa mencapai Rp70 Miliar lebih. Dugaan Komisi D DPRD Kabupaten Malang berdasarkan kondisi hasil pengadaan di lapangan yang dilihat dan ditinjau ke berbagai sekolah penerima di 33 kecamatan di Kabupaten Malang.

Sekretaris Komisi D ini mencontohkan, pihaknya menemukan biaya rehab ruang kelas dianggarkan Rp 55 juta, padahal bila dilihat fisik hasil pengerjaan rekanan paling banter menghabiskan biaya hanya Rp 25 juta saja. Untuk pengadaan buku dianggarkan Rp 45.500.000 per paket, bila dilihat faktanya paling banter hanya menghabiskan Rp10 juta saja.

Tidak berhenti di situ saja, untuk pengadaan computer dan beberapa alat pembelajaran dianggarkan Rp31 juta. "Tapi missal untul pengadaan CD pembelajaran, tertulis biayanya mencapai Rp15 juta per 7 keping CD pembelajaran, kita lihat dan cek harga sesungguhnya di internet hanya Rp 70.000 saja per keping CD. Antara anggaran tertulis dengan yang sesungguhnya sangat jauh. Ini sangat buruk," ungkap politisi Partai Gerindra ini.

Pihaknya berharap, pihak aparat penegak hukum melakukan penyelidikan terkait persoalan ini. Pasalnya, dugaan tingkat kebocoran dana untuk membangun dunia pendidikan tersebut sangat tinggi. Sehingga, bila kebocoran sangat tinggi maka percuma bidang pendidikan mendapatkan dana sangat besar dari APBN.

Sementara itu, senada dengan Unggul, Wakil Ketua Komisi D, Achmad Andi menyatakan, secara kasat mata proyek fisik di berbagai sekolah tidak sesuai ketentuan. Bahkan, kondisinya sangat parah sehingga perlu dilakukan audit fisik untuk memastikan berapa tingkat kebocoran yang terjadi.

"Dari berbagai sidak saya bersama anggota Komisi D yang lain, dari 10 sekolah yang kita datangi, paling banyak yang kondisinya cukup bagus dan sesuai hanya 2 sekolah saja. Yang lainnya tidak sesuai ketentuan bestek yang telah ditentukan," tegasnya.

Pihaknya akan memanggil pihak Kepala Dindik Kabupaten Malang, Suwandi, untuk meminta klarifikasi persoalan ini. Bahkan, pihaknya akan meminta Dindik melakukan audit fisik semua proyek yang dibiayai oleh DAK Pendidikan.

Kepala Dindik sendiri, dimintakan klarifikasi terkait persoalan ini tidak merespon melalui ponselnya. Bahkan, dikirim pesan pendek juga tidak ada tanggapan dari Suwandi. Penanggung jawab penggunaan DAK Pendidikan tersebut lebih memilih diam dari pada merespon hasil sidak Komisi D yang menemukan dugaan dana pendidikan menguap sangat besar sekali.


__._,_.___
Recent Activity:
.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar