Berdamai dengan kenyataan.
by.. Erizeli Jely Bandaro
Rencana pemerintah untuk menerbitkan pandemi bond kemungkinan batal. Apa pasal? karena dana tabungan pemerintah dan realokasi APBN/APBD lebih dari cukup untuk menghadapi pandemi COVID-19. DPR yang tadinya berharap pemerintah cetak uang, dan terbitkan QE kini kandas. Saya berpikir sederhana saja. Kalau QE dan Cetak uang disetujui, pandemi ini tidak akan selesai sampai tahun depan. Mengapa ? Pejabat PEMDA akan terus menggoreng masalah COVID-19 ini agar dana mudah terus mengalir, dan para politisi akan terus memprovokasi ancaman Corona agar dana transfer ke Daerah semakin besar. Semakin lama covid-19 diurus semakin lama pesta berlangsung.
Disamping itu, beberapa pengusaha sudah berharap ada dana stimulus dari pemerintah. Saya dengar informasi, ada beberapa konglomerat sudah mengalami kesulitan bayar cicilan dan bunga bank. Berharap dapat program relaksasi dari pemerintah. Beberapa bank juga sudah mulai merancang kebutuhan kredit likuiditas agar dapat bantuan stimulus dari pemerintah. Tetapi apa yang terjadi? Team Jokowi itu engga bego amat. Mereka sangat kenal watak politisi dan pengusaha. Selalu memanfaatkan situasi genting agar bisa memeras pemerintah, dan pada waktu bersamaan para politisi yang dekat pengusaha bisa menikmati uang mudah itu.
Ingat kasus 98. Segelintir default , semua rame rame bilang dafault. Padahal belum default betul. Tetapi elite politik ex Orba era Habibie membantu pengusaha dapatkan dana mudah dari BI dalam bentuk KLBI dan BLBI, dan sebagian besar dana itu terbukti mengalir ke luar negeri dan melalui MSA, sebagai obligor, mereka menyerahkan asset busuk kepada pemerintah. Setelah masuk BPPN, asset itu mereka beli lagi dengan harga 30%. Pengusaha dan elite politik kita memang mental garong.
Dengan adanya pembatalan pandemi bond dan cetak uang, tidak ada program dapatin uang mudah. Uang yang ada berasal dari tabuhngan dan penghematan anggaran. Pemerintah hanya focus kepada UKM dan usaha kecil informal. Bagi mereka tersedia dana subsidi bunga dan penjadwalan utang. Sementara bagi rakyat kecil, tersedia bantuan jaring pengaman sosial. Makanya jangan kaget bila banyak pemda yang sudah mulai boring dengan COVID-19. " Kalau engga ada duitnya ngapai diurus, apalagi sampai mangkas anggaran kita". Beberapa pengusaha besar mulai ngeluh nyalahin jokowi, bilang jokowi engga tegas.
Sikap pejabat pemerintah yang keliatannya maju mundur dan akhirnya males karena memang harapan pesta Virona dapat menghasilkan uang, ternyata hasilnya amsiong. Kalau harus sibuk bagi bagi bansos dan pakai mangkas Anggaran segala, mending cepat ajalah Corona ini berakhir. Yang tersisa kini adalah suara putus asa " kan engga bisa dipastikan kapan corona berakhir, dan mengapa tidak mendengar kata ahli." Kata mereka. Namun mereka lupa, begitu banyak profesor dan doktor ahli, faktanya belum bisa temukan vaksin, yang ada hanya opini dan narasi. Makanya ABas itu realistis " Engga ada duit! Liat aja setelah tanggal 22 Mei, kisah corona akan terlupakan.
__._,_.___
Posted by: Al Faqir Ilmi <alfaqirilmi@yahoo.com>
Reply via web post | • | Reply to sender | • | Reply to group | • | Start a New Topic | • | Messages in this topic (1) |
.
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar