Rabu, 25 Maret 2015

[Media_Nusantara] Persebaya Versi (Bikinan) La Nyalla Dibiayai Dari Hasil Korupsi?

 

Persebaya Versi (Bikinan) La Nyalla Dibiayai Dari Hasil Korupsi?
Hasil gambar untuk la nyalla mattalitti
Pimpinan Ditahan Karena Dugaan Korupsi Dana Hibah Kadin Jatim,
Persebaya Tidak Bisa Bayar Gaji

24 Maret 2015 manajemen Persebaya mengakui bahwa mereka belum menyelesaikan masalah gaji pemain, pelatih, dan ofisial selama satu bulan. Mereka juga berjanji akan membayar kewajiban itu dalam pekan ini.

Manajer Persebaya, Hary Ruswanto tak menampik kabar yang menyebut timnya belum melunasi gaji pemain selama sebulan

Pemain, pelatih, dan ofisial Persebaya belum menerima gaji untuk bulan Februari 2015 yang seharusnya cair awal Maret lalu. Jika tak segera diselesaikan hingga 1 April nanti, maka Persebaya akan genap utang dua bulan gaji

Diduga hal ini berkaitan dengan ditahannya Diar Kusuma Putra, pimpinan (presiden) Persebaya di rumah tahanan Medaeng, oleh Kejaksaan Tinggi Jawa Timur (Kejati Jatim) karena dugaan korupsi dana hibah APBD pada Kadin (Kamar Dagang & Industri) Jatim tahun 2010-2014 sebesar Rp.60 milyar.

Sebagaimana diberitakan dalam pemeriksaan terungkap bahwa dana hibah APBD pada Kadin Jatim yang diduga dikorupsi itu ternyata sebagian dipakai untuk membiayai La Nyalla Mattalitti untuk kegiatannya di PSSI dan Persebaya. 

Patut diketahui, setelah La Nyalla Mattalitti berhasil menguasai PSSI dengan menjabat sebagai Wakil Ketua Umum, dia membekukan klub2 sepakbola yang tidak disukainya atau yang tidak mau dikuasainya, lalu tidak memperbolehkan klub2 itu bertanding pada kompetisi yang diadakan oleh PSSI, salah satu korbanya adalah klub sepakbola legendaris dari kota Surabaya yakni Persebaya.

Lalu La Nyalla membentuk klub baru yang juga dinamakan Persebaya dengan Diar Kusuma Putra yang merupakan orang kepercayaannya (pegawainya) sebagai direktur/presiden klub. Sedangkan klub persebaya asli yang merupakan klub legendaris dan jadi idiola masyarakat Surabaya dan sekitarnya akhirnya terpaksa merubah namanya menjadi Persebaya 1927. Akan tetapi klub ini tidak bisa bertanding di kompetisi PSSI, dan tinggal menunggu nasib untuk mati secara perlahan atau dengan cepat.

Banyak pihak menuduh La Nyalla dengan menguasai PSSI adalah untuk menguasai atau mengambil-alih klub2 sepakbola yang sudah ada dan jika tidak bisa dikuasai, maka klub akan dibekukan atau tidak boleh ikut kompetisi PSSI agar mati karena tidak punya aktifitas. Dan selanjutnya dia bersama teman2nya membentuk klub baru dengan nama yang sama atau nama yang hampir sama untuk menggantikan keberadaan klub yang dibekukan.

Sebab dibeberapa daerah lain di Indonesia, klub yang sudah jadi legendaris dan memiliki banyak penggemar atau supporter fanatik mengalami nasib seperti Persebaya 1927. Mungkin masih ada klub yang berusaha untuk eksis atau melakukan gugatan ke pengadilan untuk memulihkan hak-nya, tapi tidak sedikit klub yang langsung mati dengan cepat. Bahkan yang melakukan perlawanan pada PSSI untuk memulihkan haknya, lambat tapi pasti akan mati secara perlahan2 dan dilupakan masyarakat/ penggemar karena tidak boleh beraktifitas mengikuti kompetisi PSSI. Sebab bagaimana klub bisa hidup jika tidak boleh berlaga pada kompetisi?

Dan, prestasi sepakbola Indonesia semakin terbenam (bahasa halusnya jalan ditempat)


__._,_.___

Posted by: Bambang Tribuono <bambang_tribuono@yahoo.com>
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar