BIADAB !!!! Diinjak-injak Kepala Desa, jurnalis Paser TV keguguran
SEORANG jurnalis Paser TV, Normila Sariwahyuni, 23, keguguran lantaran dianiaya 16 orang, salah satunya kepala desa di Paser, Kalimantan Timur. Saat itu Normila sedang meliput demo sengketa lahan.
Informasi yang berhasil dihimpun di lapangan, para pelaku ini memukul, menendang, dan menginjak perut wanita yang tengah hamil lima bulan itu. "Kami mengutuk tindakan itu dan akan memberi advokasi bagi Yuni," kata Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen Balikpapan Wibisono melalui sambungan telepon, Minggu malam, 3 Maret 2013.
Wibisono mengatakan, kejadian itu bermula ketika Yuni pada Sabtu kemarin meliput sengketa lahan yang menyebabkan penganiayaan di Desa Rantau Panjang, Kabupaten Paser. Setibanya di lokasi, Yuni langsung mengambil gambar.
"Kami juga akan melakukan investigasi mencari kronologi yang sebenarnya," kata Wibisono.
Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Kaltim Fitriansyah Adi Surya mengatakan sebelum pemukulan, sempat terjadi debat antara Ilyas dan Yuni. Ilyas bersikukuh kasusnya tak mau diketahui publik.
Karena sama-sama ngotot, Kepala Desa itu pun berang dan memukul Yuni tiga kali. Ketika Yuni terjatuh, lurah itu bukannya berhenti, malah membabi-buta menendang dan menginjak perut yang ternyata hamil.
Setelah jadi bulan-bulanan, Yuni akhirnya dilarikan ke rumah sakit, dan bayinya tak terselamatkan. "Selain mendapatkan penganiayaan, kameranya juga dirampas," kata Fitriansyah.
Fitriansyah meminta agar kepolisian mengusut tuntas kasus tersebut. Ini akan menjadi preseden buruk bagi kebebasan pers yang berlaku di Indonesia.
SEORANG jurnalis Paser TV, Normila Sariwahyuni, 23, keguguran lantaran dianiaya 16 orang, salah satunya kepala desa di Paser, Kalimantan Timur. Saat itu Normila sedang meliput demo sengketa lahan.
Informasi yang berhasil dihimpun di lapangan, para pelaku ini memukul, menendang, dan menginjak perut wanita yang tengah hamil lima bulan itu. "Kami mengutuk tindakan itu dan akan memberi advokasi bagi Yuni," kata Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen Balikpapan Wibisono melalui sambungan telepon, Minggu malam, 3 Maret 2013.
Wibisono mengatakan, kejadian itu bermula ketika Yuni pada Sabtu kemarin meliput sengketa lahan yang menyebabkan penganiayaan di Desa Rantau Panjang, Kabupaten Paser. Setibanya di lokasi, Yuni langsung mengambil gambar.
"Kami juga akan melakukan investigasi mencari kronologi yang sebenarnya," kata Wibisono.
Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Kaltim Fitriansyah Adi Surya mengatakan sebelum pemukulan, sempat terjadi debat antara Ilyas dan Yuni. Ilyas bersikukuh kasusnya tak mau diketahui publik.
Karena sama-sama ngotot, Kepala Desa itu pun berang dan memukul Yuni tiga kali. Ketika Yuni terjatuh, lurah itu bukannya berhenti, malah membabi-buta menendang dan menginjak perut yang ternyata hamil.
Setelah jadi bulan-bulanan, Yuni akhirnya dilarikan ke rumah sakit, dan bayinya tak terselamatkan. "Selain mendapatkan penganiayaan, kameranya juga dirampas," kata Fitriansyah.
Fitriansyah meminta agar kepolisian mengusut tuntas kasus tersebut. Ini akan menjadi preseden buruk bagi kebebasan pers yang berlaku di Indonesia.
__._,_.___
Reply via web post | Reply to sender | Reply to group | Start a New Topic | Messages in this topic (1) |
.
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar