Kamis, 29 Desember 2011

[Media_Nusantara] Hubungan antara kekuatan politik dengan media sbg alat pencitraan

 

Hubungan antara kekuatan politik dengan media sbg alat pencitraan

Tweet from @ratu_adil
-----------------------------
@ratu_adil: Berhubung banyak yg bicara soal hubungan antara kekuatan politik dengan media sbg alat pencitraan, saya akan coba paparkan sedikit soal itu

Pada pemetaan politik, mungkin orang sering bilang ada 3 kekuatan besar yang dominan, yaitu Partai Demokrat, Golkar dan PDIP. Nah, kalau pemetaan aliansi media berdasarkan dukungan politik, secara umum juga ada 3 kelompok, terdiri dari Demokrat, Golkar dan Nasdem

Golkar jelas, keluarga Bakrie memiliki 2 stasiun TV yakni TV One dan ANTV. TV One dulunya adalah Lativi milik keluarga Abdul Latief yang terbelit utang, lalu dibayari Bakrie, jadilah TV One. ANTV alias Andalas Televisi merupakan TV-nya Bakrie banget, karena Bakrie memang berasal dari Lampung (Andalas). Selain itu, keluarga Bakrie juga memiliki Vivanews. Dan dalam waktu dekat, Bakrie akan luncurkan 3 TV berbayar. Konon-konon nih ya, Bakrie juga katanya sedang membangun jaringan TV lokal yang tengah menjadi tren pasca sumpeknya pemain TV nasional. Masih ada lagi lah, Suara Karya dll (Koran Cetak) yang bagian dari aliansi Golkar, tapi tak perlu dibuka secara detil #Males ngetiknya. Itu tadi 1 kubu media yang afiliasinya ke Golkar dan keluarga Bakrie.

Kubu ke 2 adalah jejaring media yang beraliansi pada kepentingan Demokrat, didalamnya termasuk SBY, Sri Mulyani, Boediono dll. Media-media yang tergabung dalam kubu Demokrat adalah TransTV dan Trans7 serta http://t.co/BcoPUFnN milik Chairul Tanjung. Trans7 dulunya adalah TV7 milik grup Kompas, namun dijual ke Chairul Tanjung pada tahun 2006. Sementara Chairul Tanjung adalah donatur Demokrat juga (untuk pengamanan bisnis Para Group = Bank Mega, Coffe Bean, Carrefour dll). Singkat kata, Demokrat via Chairul Tanjung memiliki jejaring TransTV, Trans7 dan http://t.co/BcoPUFnN

Naah, kubu ke 3 adalah jejaring media milik duet Surya Paloh dan Hary Tanoe yang terafiliasi ke Nasional Demokrat

Kubu ketiga ini boleh dibilang memiliki jaringan broadcast elektronik terkuat di Indonesia menggabungkan Media Group (Paloh) dan MNC (Tanoe). Media Group memiliki koran Media Indonesia, stasiun TV Metro TV dan Online news http://t.co/XLQdbudt. Sedangkan MNC Group menguasai RCTI, MNC TV dan Global TV untuk TV Nasional. Untuk koran, MNC memiliki Seputar Indonesia, dan online news-nya http://t.co/VjjSBoMX. Tak hanya itu, MNC Group di bawah Hary Tanoe juga memiliki jaringan SindoTV (Seputar Indonesia TV) dan Top TV. SindoTV memiliki 15 stasiun TV lokal, sedangkan Top TV memiliki 7 TV lokal

Nah yang belum jelas petanya adalah SCTV dan Indosiar yang baru saja bergabung di bawah 1 payung korporasi tahun lalu. SCTV adalah milik keluarga Sariaatmadja, sedangkan Indosiar milik grup Salim. Sekarang keluarga Sariatmadja dan Salim memegang bersama 2 TV tersebut SCTV dan Indosiar

Jadi kalau dihitung, kubu Golkar memiliki 2 TV Nasional, 1 Online News dan berencana membuka 2 TV Berbayar. Kubu Demokrat, memiliki 2 TV Nasional dan 1 Online News. Sedangkan Kubu Nasdem, memiliki 4 TV Nasional, 2 Online News, 2 Koran Cetak Nasional, dan 22 TV Lokal. Wow!

Jejaring Media milik Nasdem memang patut diwaspadai, dengan kekuatan media sebesar itu, tentu alur pemberitaan dapat dikendalikan. Untungnya, sekarang tren berubah ke pengembangan bisnis TV Lokal, sehingga pemainnya pun bertambah

Sekarang saatnya menghitung pemetaan stasiun TV lokal. Secara umum, ada 4 pemain yang telah mantap membangun jaringan TV lokal. 4 Group itu adalah Kompas, Jawa Pos, Tempo dan #Lagilagi MNC

Tadi sudah disebutkan kalau MNC Group milik Hary Tanoe sudah menguasai 22 stasiun TV lokal via Top TV dan SindoTV.

Group Kompas, yang dulunya menjual TV7 ke Chairul Tanjung, kini mulai membangun jaringan TV lokal.. Saat ini, tercatat 9 stasiun TV lokal di bawah jaringan Kompas TV

Grup Tempo milik Gunawan Muhammad, juga sedang membangun jaringan TV lokal. Grup Tempo tercatat memiliki 45 stasiun TV lokal. WOW ! Diam2, rupanya media anteknya Sri Mulyani dan Boediono ini kejar target #2014. Saat ini, kita belum mengetahui apakah aliansi politik Tempo TV akan disatukan dengan grupnya Chairul Tanjung (TransTV, Trans7 dan Detik). Tapi kl lihat gaya pemberitaan http://t.co/BcoPUFnN dengan Tempo yang selalu senada dan seirama, kelihatannya akan mendukung calon yg sama

Tapi itu belum seberapa teman2.. Ada lagi pemilik jejaring TV lokal yang lebih besar dari grup Tempo. Siapakah itu? Yak betul. Jawa Pos. Dahlan Iskan melalui Jawa Pos Multimedia Corp (JPMC) menguasai 51 TV lokal. WOW!!

Dari 51 TV lokal milik Dahlan Iskan (Jawa Pos), sebanyak 38 sudah ready, sedangkan 13 sedang persiapan tayang. Jawa Pos, selain menguasai 51 TV lokal juga memiliki 151 koran di seluruh Indonesia. Makanya sampai sekarang Dahlan Iskan tenang2 aja, orang yang butuh dia, bukan sebaliknya. Banyak yang bilang Dahlan Iskan pro Demokrat. Kata Siapa? Sekarang dia dekat ke SBY karena SBY butuh pengamanan media dari Jawa Pos. Sampai sekarang pun, arah pemberitaan grup Jawa Pos juga berkaki banyak, kadang memihak kesini, kadang kesana. Karena Dahlan Iskan cuma perlu menunggu 'Siapa memberi tawaran paling baik'. That's it :)

Nah, sekarang kita hitung ulang peta kekuatan media dan politik, setelah memperhitungkan TV lokal

Golkar via Bakrie Group memiliki 2 TV Nasional, 1 Online News dan 2 TV Berbayar (dalam rencana). Demokrat via Trans Corp dan Tempo memiliki 2 TV Nasional, 1 Online News dan 45 TV Lokal. Nasdem via MNC dan Media Group memiliki 4 TV Nasional, 2 Koran cetak Nasional, 2 Online News dan 22 TV Lokal. Dari grup2 media tersebut, yang belum jelas afiliasinya adalah grup Sariaatmadja-Salim (SCTV-Indosiar), Kompas TV dan JPMC (Jawa Pos)

Jika kita coba2 ukur, maka siapa pemegang tahta media elektronik nasional terkuat? Ya betul, pemegang jejaring media elektronik nasional terkuat adalah kubu Nasional Demokrat (Nasdem). Sedangkan pemegang media online terbesar? Pastinya http://t.co/BcoPUFnN (detik.com) milik Chairul Tanjung untuk Demokrat (SBY). Pertanyaan selanjutnya, siapa pemegang jejaring stasiun TV lokal terkuat? Yak betul! Jawa Pos milik Dahlan Iskan. Jadi jika dilihat dari 3 kutub afiliasi media terhadap politik tersebut, Jawa Pos sepertinya satu-satunya yang belum menentukan akan kemana. Oleh karena itu, penentuan arah finalnya akan berada di tangan Dahlan Iskan (Jawa Pos). Sepertinya Dahlan Iskan ingin seperti 'Perawan' yang diperebutkan semua Bujang Desa di akhir cerita

#Ups ada yang lupa dibahass. TVRI?! Haha, TV yang satu ini sudah megap2 dan hampir bangkrut. Padahal, TVRI memiliki jaringan menara pemancar yang paling banyak dan luas se-Indonesia. Tapi anehnya kok tidak ada yg minat akuisisi ya? Maklum, TVRI kan BUMN, kalau mau dijual ke swasta pasti ribut di DPR dulu...

Jika kita perhatikan, dua aliansi media-politik terkuat di 2014 adalah 1) Duet MediaGrup-MNC. 2) Jawa Pos. Jadi bolehlah kita sebut Nasional Demokrat (Nasdem) sebagai Nasmed (Nasional Media) karena menguasai 2 grup media nasional terbesar

Perlu diperhatikan juga kubu NasMed dan Jawa Pos keduanya tidak memiliki basis massa yang kuat. Oleh sebab itu, kemana NasMed dan Jawa Pos berpihak, disanalah pertarungan berpusat

NasMed (MNC-MetroTV) memang sudah merapat ke Nasdem. Tapi ingat, Nasdem basis massanya tidak kuat. Jadi saya kira, kongsi MNC dengan MetroTV bukanlah memenangkan 2014, karena Surya Paloh maupun Hary Tanoe tahu, memang belum saatnya. Lantas, kenapa Hary Tanoe memutuskan bergabung bersama Surya Paloh jika tidak memberikan imbal hasil yang menjanjikan?

Opini saya, Hary Tanoe yang jaringan televisinya lebih besar dari Surya Paloh melihat ada bisnis yang luar biasa besar nilainya jika gabung

Apakah bisnis yang dilirik Hary Tanoe dengan bergabung dengan Nasdem dan Surya Paloh?

Yak betul. Slot acara dan iklan politik menuju Pemilu dan Pilpres 2014. Itulah yang dibidik kongsi Nasional Media (NasMed) di Nasdem

Hary Tanoe dan Surya Paloh tahu, banyak partai politik akan membutuhkan jasa pencitraan melalui kongsi media terbesar itu. Jaringan politik Surya Paloh ditambah jaringan bisnis medianya Hary Tanoe menghasilkan bisnis media politik bernilai triliunan hingga 2014

Kemarin, saya baru saja ngobrol2 sama salah satu produser Metro TV, beliau bilang, saat ini sudah mulai dibahas merger Metro TV dan MNC. Namun untuk merger secara perusahaan, produser Metro TV itu bilang belum dalam waktu dekat. Tapi mulai tahun 2012, ujar produser itu, akan mulai diadakan program acara bersama Metro TV dan RCTI-MNC TV-Global TV

Nah, sama seperti grup Nasional Media (NasMed) di Nasdem, grup Jawa Pos juga berlaku sama. Grup Jawa Pos juga jual mahal dulu 'gengsi dong kita yg merapat, kita yg pegang media kok' mungkin demikian Dahlan Iskan berujar. Namun, berhubung Dahlan Iskan menjabat Menteri, maka penilaian saya grup Jawa Pos akan bersikap pasif dalam mencari gandengan politik

Dahlan Iskan dan Jawa Pos akan cenderung 'menunggu' pinangan ketimbang pro-aktif mencari klien politik. Sebaliknya, kubu NasMed (MNC-MetroTV) saya perkirakan akan cukup proaktif mencari klien politik, karena memang untuk itulah mereka bergabung

Lantas kemanakah duet MNC dan MetroTV ini akan menjual 'slot2' acara untuk tayangan 'berbau' politik ini nantinya?

Golkar? Kalau Surya Paloh bisa legowo menerima kekalahannya ke Aburizal Bakrie sih mungkin banget terjadi kerjasama media-politik. Bakrie saya yakin mau-mau saja kerjasama dengan MetroTV dan MNC, wong kekuatan medianya Bakrie cuma seuprit kok. Maka kerjasama Golkar dan NasMed/Nasional Media (MNC-MetroTV), tinggal menunggu kebesaran hati Surya Paloh

PDIP? Ini juga opsi paling mungkin. Hary Tanoe kalau tidak salah sempat dekat dengan Megawati, tapi persisnya saya kurang tahu. Lagipula, PDIP satu2nya Partai Politik besar yang belum memiliki jaringan media. Jadi memang mungkin saja Hary Tanoe dan Surya Paloh akan merapat ke Megawati

Cuma pertanyaannya, apakah PDIP punya dana berapa besar untuk bisa membuat Surya Paloh dan Hary Tanoe minat kerjasama? #Sulit Pastinya entahlah. Tapi penilaian saya, Hary Tanoe dan Surya Paloh akan menerapkan strategi bisnis media-politik multi sponsor

Maksudnya multi sponsor begini, Duet Tanoe-Paloh akan menggandeng 1 parpol besar sebagai klien utama, Tapi juga, duet Tanoe-Paloh akan jual 'slot2' tayangan politik ke sejumlah parpol medium dan kecil untuk variasi produk. Great business ! Salute

Bicara soal bisnis TV, saya juga mau cerita satu hal lucu (kalau tidak boleh dibilang ironis dan munafik). Pertengahan 2011, saya pergi ke gramedia dan melihat buku berisi kumpulan twit Gunawan Muhammad. Twit-twit awal di buku itu kira-kira ngomong gini 'Saat ini, dia yang memiliki TV bisa melakukan fitnah dan memutarbalikkan fakta'. Twit itu (menurut buku itu) ditulis Gunawan Muhammad tahun 2008

Saya pikir, tadinya isi twit itu ditujukan kepada Bakrie (TV One) atau Surya Paloh (Metro TV) yang kurang disukai oleh Gunawan Muhammad. Tapi ternyata, grup Tempo milik Gunawan Muhammad sekarang juga membangun jaringan TV lokal sebanyak 45 TV. Saat itu juga saya tahu, twit yang saya paparkan tadi ditujukan pada Gunawan Muhammad dan Grup Tempo itu sendi

__._,_.___
Recent Activity:
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.


Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar