Dilambangkan dalam warna hitam dan putih, konsep Keseimbangan alam, seperti ada atas ada bawah, kanan dan kiri, baik dan buruk, ataupun siang dan malam.
Kain poleng bisa dijumpai atau dililitkan pada benda2 tertentu seperti pohon, dwarapala, tempat persembahyangan atau Pelinggih.
Masyarakat Bali percaya jika benda2 yang dililitkan kain poleng merupakan tempat bersemayam sosok yang dapat "menghitamkan putihkan" kehidupan.
Kain poleng juga digunakan dalam seni tari, seperti tari Kecak, drama, atau pewayangan.
Para pecalang pun, juga menggunakan kain poleng sebagai pengingat untuk bercermin dari makna filosofis kain poleng supaya selalu waspada saat menjaga keamanan dalam lingkungan adat setempat.
Ada 3 macam kain Poleng yang memiliki filosofi yang berbeda yakni:
Pertama, Kain poleng Rwa Bhineda, motif yang paling populer yaitu warna hitam dan putih
Kedua, Kain poleng sudhamala yang memiliki 3 warna yaitu hitam, putih dan abu-abu. Warna abu-abu menggambarkan sebagai perantara atau penyeimbang antara hitam dan putih
Ketiga, Kain poleng Tridatu yang menggambarkan 3 sifat yang mempengaruhi manusia, meliputi 3 warna. Yaitu warna hitam melambangkan tamas (kemalasan, kebodohan), warna putih melambangkan sattwam (ketenangan dan kebijakan), warna merah melambangkan rajas (keaktifan, keras)
Posted by: Komite Peduli Pendidikan <komitepeduli_pendidikan@yahoo.com>
Reply via web post | • | Reply to sender | • | Reply to group | • | Start a New Topic | • | Messages in this topic (1) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar