Kamis, 05 September 2019

[Media_Nusantara] MENTAL KERE

 

MENTAL KERE
============ 
(Herry Febrianto)

Tangan saya geregetan pengen nulis sejak kemarin, tapi saya tahan. Tetapi setelah semakin banyak orang pekok dan hipokrit menulis tentang BPJS, saya kok ndak tahan lagi, dan merasa harus mengeluarkan uneg uneg.

Sebenarnya terbaca dengan gampang sih, sasaran tembak asli penghujat itu bukan kepedulian dia terhadap masyarakat miskin, tetapi karena mereka adalah bani salawi. Salahe pak wi.

Apa tuntutan mereka?

Minta jaminan kesehatan gratis
Minta pendidikan sampai kuliah gratis
Minta biaya bersalin gratis
Minta transportasi massal gratis
Minta jalan tol gratis
Minta jaminan pensiun yang baik
Minta jaminan saat menganggur

Bisa? Bisa dong.

Tetapi melihat segala sesuatu itu harus dengan fair dan holistik. Di Jerman, setidaknya, hal itu bisa berjalan. Tapi ya itu, si tukang nyinyir itu apa ya mau kalau penghasilan mereka dipotong sebesar 25 sampai 40 persen dari gaji / pendapatan mereka? Dijamin cuma prengas-prenges terus kabur...

Saya coba beri illustrasi ya...Dari slip gaji di atas

Penghasilan kena pajak (Gesamt Brutto) : 4001 euro
Pajak Penghasilan (Lohnsteuer) : 383 euro
Asuransi Kesehatan (KV): 324 euro
Asuransi Hari Tua (PlV) : 61.02 euro
Asuransi Pensiun (RtV): 372.09 euro
Asuransi Kehilangan Pekerjaan (ALV): 50.01 euro

Jadi dari pendapatan brutto 4001 euro, setelah dikurangi semua kewajiban hanya diterima bersih sebagai gaji : 2586 euro. Bayangkan kalau di Indonesia seperti ini, apa ndak pada ngamuk-ngamuk?

Tapi bagi yang sudah merasakan penghasilan dipotong 35 persen dan akhirnya KEMBALI lagi untuk kesejahteraan bersama (contohnya saya), ya happy happy dan rela saja.

- Anak pertama saya lahir di Jerman, dengan operasi sesar, gratis.
- Konsultasi kehamilan sejak bulan pertama sampai bulan ke 9 di dokter terbaik, gratis
- Layanan pasca melahirkan gratis selama sebulan
- Bidan datang ke rumah, gratis
- Kontrol kesehatan bayi rutin, gratis
- Sejak lahir, anak dapat tunjangan 200 sekian euro/bulan
- Ke Dokter / RS tinggal sebut nomor atau tunjukkan kartu
- Transportasi umum bersubsidi yang gratis untuk anak dan manula

Anak kedua saya lahir di Panti Rapih. Pakai BPJS kelas satu. Operasi sesar, gratis. Periksa dokter pun gratis. Tapi semua harus manut prosedur. Sami mawon

Maka itu, jadi orang mbok ya mikir sitik. Jangan cuma merengek minta fasilitas ini itu. Giliran dikutip pajak tinggi, langsung salto sambil demo berjulid julid dan bilang pemerintah lalim.

Diatur gak mau. Ikut BPJS cuma langsung daftar pas sakit. Setelah sembuh, ga mau bayar iuran. Disuruh ikut alur pengobatan supaya ditanggung BPJS, ga mau. Sak karepe dewe. Diminta sesuai alur layanan, emoh. Lha terus karepe jenengan piye kisanak?

Lha ini baru mendengar rencana pembayaran BPJS naik dari 80rb ke 160rb untuk BPJS kelas satu, kok cengeng?

Kalau gak kuat bayar kelas satu, ya turun ke kelas dua. Bayarnya cuma 110 ribu/ bulan kok

Kalau masih gak kuat, ya ikut kelas tiga. Bayarnya cuma 43 ribu/ bulan. Artinya sehari sisihkan uang Rp.1500,-, Mosok ga kuat? Itu harga rokok sebatang lho. WC umum saja Rp 2000 sekali pipis.

Kalau masih juga ga kuat bayar 43 ribu per bulan?

Datang ke kelurahan, minta surat tidak mampu dan minta didaftarkan sebagai warga miskin penerima iur gratis BPJS dari pemerintah.
Apa? Malu? Gengsi dicap orang miskin? Nanti saat ada petugas verifikasi 'kemiskinan' ternyata punya angsuran motor N-Max 800 ribu ? Tapi ngaku gak kuat bayar 43 ribu per bulan ?

Kok mirip judul film India 'Koy Mil Gaya' tapi ini diubah jadi 'Koe Kere Gaya'

Lah sampean itu asline kere atau kikir? Jangan jangan wis kere, kikir sisan. Itu namanya pekok kuadrat.


- Herry Febrianto -


Dikirim dari Yahoo Mail untuk iPhone

__._,_.___

Posted by: Al Faqir Ilmi <alfaqirilmi@yahoo.com>
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar