Senin, 11 Mei 2020

[Media_Nusantara] Politik identitas api dalam sekam

 

Politik identitas api dalam sekam


By. Erizeli Jely Bandaro


Saya telp teman menanyakan soal pembatalan TKA China yang 500 orang itu. Menurut teman saya, itu bukan dibatalkan tetapi ditunda sampai juli. Karena situasi politik dalam negeri sedang tidak kondusif terutama sejak ada PSBB. Pihak perusahaan sudah mempersiapkan rencana ekspansi dengan menambah tungku dan unit pengolahan. Semua mesin itu perlu di instal sampai layak jalan. Team yang meng instal itu tentu harus didatangkan dari perusahaan yang memasok mesin.  Setelah di-intal , harus terjadi proses alih tekhnologi dan know how kepada 3000 Pekerja lokal yang sudah selesai melewati proses rekrutmen.


Sebelumnya yang bekerja di PT VDNI dan PT OSS untuk tungku yang sudah produksi, sebanyak 11.000 karyawan lokal. Dan 20.000 para stakeholder yang terlibat tidak langsung dengan unit produksi. Rencana kedatangan 500 TKA ini dalam rangka penambahan  kapasitas produksi. Yang tentu membutuhkan tambahan mesin smelter dan Tungku. Nah kalau TKA dari China sebanyak 500 orang itu tertunda datangnya, maka otomatis instal tungku dan unit pengolahan juga terhenti. Konsekwensinya jadwal mulai kerja bagi 3000 pekerja lokal itu juga tertunda.  Tentu perusahaan engga mungkin gaji buta mereka. Mereka harus sabar menanti sampai bulan juli ketika TKA 500 itu masuk. Kalau akhirnya TKA 500 orang itu tetap tidak bisa masuk, ya 3000 itu harus cari kerjaan lain. 


Mengapa sebelumnya kedatangan TKA tidak begitu dipersoalkan. Mengapa baru sekarang begitu hebohnya sampai MUI terlibat menyuarakan boikot TKA China masuk. Dan akhirnya terpaksa kedatangan 500 TKA itu ditunda. Alasannya ada tiga.


Pertama, Kemungkinan besar MUI bersikap karena arahan dari JK. Karena sebelumnya MUI sampai keluarkan himbauan berkaiatan dengan kegiatan keagamaan itu berkat arahan dari JK. Bagaimanapun peran JK sebagai ketua Dewan Masjid sangat berpengaruh di MUI, dan itu juga jadi kekuatan politik bagi MUI bisa bersinergi dengan JK.


Kedua, pemerintah tidak mau menimbulkan ketegangan politik ditengah situasi PSBB. Karena bagi lawan Jokowi, situasi PSBB ini momentum yang tepat goyang korsi Jokowi.  Dari segala penjuru, yang tujuannya agar ekonomi melemah dan pemerintah kehilangan reputasi di hadapan rakyat.


Ketiga, desember nanti ada PILKADA seretak. Elite politik ingin mendulang suara dari umat islam. Maklum sulawesi itu islam nya sangat kuat. Gaung di sulawesi itu bisa berskala nasional memancing emosi umat islam. Disamping itu posisi pemda sekarang memang dilema. Terutama bagi petahana. Bagi mereka kalau disuruh memilih izinkan TKA  akan  kehilangan suara. Tidak mengizinkan, dapat suara. Tentu mereka pilih tolak TKA. Soal dampak PHK engga masuk dalam hitungan mereka.


Para elite politik khususnya dari partai takut berseberangan dengan gang JK. Liat aja anggota BPK yang juga dari Partai, tetap bela ABas soal DBH. Mereka takut sekali berseberangan dengan Abas. Itu juga perintah dari Boss mereka. Semua partai sekarang berusaha menjaga hati umat islam, dan berusaha membujuk tokoh islam agar bisa mendulang suara. Ingat, semakin banyak kader partai yang jadi kepala Daerah semakin besar menang dalam Pemilu 2024. Dan China hanya tersenyum aja menyaksikan sikap kita, yang tak pernah dewasa berpolitik.



Dikirim dari Yahoo Mail untuk iPhone

__._,_.___

Posted by: Al Faqir Ilmi <alfaqirilmi@yahoo.com>
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar