Minggu, 16 Februari 2020

[Media_Nusantara] PAKAR Ungkap 9 Lembaga Amal di Indonesia Pendukung Terorisme

 

PAKAR Ungkap 9 Lembaga Amal di Indonesia Pendukung Terorisme

Sejak beberapa tahun terakhir, banyak tokoh, aktivis, dan komunitas muslim di Indonesia yang mendirikan serta mengelola lembaga amal. Namun, tidak sedikit di antara mereka yang justru menggunakan dana sumbangan masyarakat tersebut untuk mendukung aktivitas para anggota dan simpatisan kelompok teror. Hal ini diungkap, Pusat Kajian Radikalisme dan Deradikalisasi (PAKAR),

Menurut PAKAR, selama kurun waktu 2015-2020, setidaknya terdapat sembilan lembaga amal yang mendukung kelompok teroris, yaitu Infaq Dakwah Center (IDC), Baitul Mal Ummah (BMU), Azzam Dakwah Center (ADC), Anfiqu Center, Gerakan Sehari Seribu (GASHIBU), Aseer Cruee Center (ACC), Gubuk Sedekah Amal Ummah (GSAU), RIS Al Amin, dan Baitul Mal Al Muuqin.

Kesembilan lembaga amal ini berafiliasi dengan kelompok Jama'ah Ansharud Daulah (JAD) dan Jama'ah Ansharul Khilafah (JAK), baik secara langsung maupun tidak langsung.


Sumber: #Editor_ID https://editor.id/



demikian tulisan lengkap PAKAR

1LEMBAGA AMAL PENDUKUNG TERORISMEPendahuluanSejak beberapa tahun terakhir, banyaktokoh, aktivis, dan komunitas muslim di Indonesia yang mendirikan serta mengelola lembaga amal. Namun, tidak sedikit di antara mereka yang justru menggunakan dana sumbangan masyarakat tersebut untuk mendukung aktivitas para anggota dan simpatisan kelompok teror.Selama kurun waktu 2015-2020,setidaknya terdapat sembilanlembaga amalyang mendukung kelompok teroris, yaitu Infaq Dakwah Center(IDC), Baitul Mal Ummah(BMU), Azzam Dakwah Center(ADC), Anfiqu Center, Gerakan Sehari Seribu(GASHIBU), Aseer Cruee Center(ACC), Gubuk Sedekah Amal Ummah (GSAU),RIS Al Amin,dan Baitul Mal Al Muuqin. Kesembilanlembaga amalini berafiliasi dengan kelompok Jama'ah Ansharud Daulah (JAD) dan Jama'ah Ansharul Khilafah (JAK),baik secara langsung maupun tidak langsung. Tulisan ini akan memberikan penjelasan singkat mengenaialasan dibalik kemunculan lembaga-lembaga tersebut, keterkaitan mereka dengan kelompok teroris, dampak aktivitas mereka terhadap program deradikalisasipemerintah dan rekomendasiuntuk pemerintah.Tulisan ini berargumen bahwa lembaga-lembaga amalini muncul dimotivasi oleh alasan ideologis, alasan sosial,dan alasan operasional. Tulisan ini juga berpendapat bahwa lembaga-lembaga tersebut secara jelas memiliki keterlibatan dengan terorisme dan mengganggu program deradikalisasi yang sedang dijalankan oleh pemerintah. Pada bagian akhir, tulisan ini merekomendasikan agar pemerintah menutup gerak lembaga-lembaga ini dengan menggantikan peran mereka.Alasan PendirianLembaga AmalBerdasarkan penelitian, setidaknya ada tiga alasan utama yang melandasi pendirian kesembilan lembaga amaldi atas, yaitu alasan ideologis, alasan sosial,dan alasan operasional.Pertama, secara ideologi, mereka berkeyakinan bahwa mereka harus menolong sesama kaum Muslimin yang sedang menjalankan jihad atau yang tengah mengalami kesulitan hidup.1Oleh karena itu, melalui kesembilanlembaga ini, mereka melakukan kerja-kerja misi kemanusiaan, seperti menolong anggota masyarakat yang sedang ditimpa bencana, memberikan bantuan dana untuk biaya pengobatan, dan memberikan bantuan beasiswa.Namun demikian, dalampraktiknyatidak selamanya mereka membantu anggota komunitas mereka yang sedang mengalami kesulitan. Sebagai contoh, ACC dan Anfiqu Center menolak meminjamkan uang 2 juta rupiah kepada Abu Rara (pelaku penusukan mantan Menkopolhukam, Wiranto) ketika dia mengalami kesulitan keuangan.21Wawancara PAKAR di Bekasi, November 2016.2Dokumentasi PAKAR tentang Abu Rara, Oktober 2019.2Kedua, secara sosial, mereka ingin mempertahankan keberadaan komunitas mereka yang terancam oleh upaya-upaya deradikalisasi pemerintah.3Dalam hal ini, kesembilanlembaga amaltersebut menjadi alat perlawanan mereka terhadap pemerintah. Mereka membujuk para penerima bantuan, khususnya narapidana kasus terorisme (napiter) dan keluarganya, untuk tidak ikut serta dalam program deradikalisasi yang dijalankan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Densus 88 karena mereka meyakini bahwa program deradikalisasi tersebut hanya akan menghancurkan keyakinan (aqidah)mereka.4Ketiga,secara organisasi, mereka ingin memperkuat dan mengembangkan jaringan kelompok mereka melalui kesembilanlembaga tersebut.5Mereka yang kesemuanya berbasis di pulau Jawa ingin membantu mengembangkan kelompok-kelompok ekstrimis yangada di luar Jawa.6Keterkaitan Dengan Kelompok TerorisKesembilanlembaga amaldi atas melakukan pengumpulan dana masyarakat. Sumber dana mereka tidak hanya dari para pendukung ISIS,tapi juga dari masyarakat umum, yaitu anggota masyarakat atau instansiyang tidak memiliki tendensi apapunterhadap tujuan penggunaan danamereka.Masyarakat umum ini menyumbang karenamereka percaya bahwa"lembaga pengumpul dana akan menyalurkan bantuan kepada orang-orang yang membutuhkan".Namun demikian,dalam praktiknyadana yang mereka kumpulkan ini cenderung disalurkan hanya kepada para pendukung ISIS dan simpatisan kelompok teror lainnya.Disinilah terjadinya penyimpangan penggunaan dana yang digalang dari masyarakat.Secara umum, ada empat jenis penyimpangan penggunaan dana sumbanganoleh lembaga-lembaga amaldi atasyang terkait dengan terorisme. Pertama, dana sumbangan digunakanuntuk membiayai persiapan personil atau aksi teror. Misalnya,dana sumbangan digunakan untuk membiayai kegiatan i'dad(persiapan jihad) atau pelatihan menjelang aksi teror.Kedua, dana sumbangan digunakan untuk membiayai aksi atau operasi teror. Misalnya, dana sumbangan digunakan untuk membeli senjata api atau logistik guna menunjang kelancaran operasi teror.Ketiga, dana sumbangan digunakan untuk meluaskan pengaruhkelompok teror. Dana tersebut digunakan untuk membiayai aktivitas dakwah para ideolog kelompok teror, misalnya untuk membayar transportasi, akomodasi dan honor para ideolog kelompok terorketika mereka menyebarkan ajaran ekstrimisme dari satu kota ke kota lainnya.3Wawancara PAKAR, Agustus 2017.4Wawancara PAKAR, Agustus 2017.5Wawancara PAKAR, Februari 2019.6Wawancara PAKAR, Februari 2019.4Selain dalam program bantuan kemanusiaannyayang lebih menyasar jaringan kelompok pelaku terorisme, indikasi lain ketidakmurnianlembaga ini dalam misi kemanusiaannya adalah dari sosok pimpinannya.Lembaga ini dipimpin olehFarid Ahmad Okbah,yang jugapimpinan media (online) Voice of Al-Islam atau http://www.voa-islam.com.Sebagaimana diketahui, Voice of Al-Islam pernah dikategorikan sebagai media radikal dan diblokir oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme dan Kementerian Kominfo.7Namun,karena ada kesalahan prosedural dalam proses pelarangan, Voice of Al-Islam kemudian bisa diakses kembali bersama beberapa media lain yang sebelumnya telah diblokir karena dicap dan dianggap radikal.Foto: Laman situs VOA-Islam yang kerap menyampaikan kegiatan IDC.Farid Ahmad Okbah sendiri merupakan salah satu tokoh kontroversial karena pernah menyebarkan berita bohong dan fitnah (tidak satu kali),termasuk diantaranya kebohongan soal peristiwa yang terjadi di Suriah. Saat itu,Farid Ahmad Okbah memfitnah bahwa pemerintah Suriah telah melakukan kekejaman terhadap seorang anak dengan menyebarkan foto seorang anak yang termutilasi.Padahal,foto yang disebarkan tersebutadalah peristiwa yang terjadi di Brazil8.7Susetyo Dwi Prihadi, "Kominfo Blokir Voa-Islam dan 10 Situs SARA Lainnya", CNN Indonesia, 3 Januari 2017, https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20170103101914-185-183699/kominfo-blokir-voa-islam-dan-10-situs-sara-lainnya?, diakses 16 Januari 2020.8Farid, "Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Ustadz Farid Ahmad Okbah", Liputan Islam, 20 Februari 2015, http://liputanislam.com/tabayun/mengenal-dan-mewaspadai-penyimpangan-ustadz-farid-ahmad-okbah/, diakses 16 Januari 2020.
5Laman facebook IDCjugapernah memposting dukungan Abu Bakar Baasyir (ABB) terhadaplembaga ini.Dukungan ABB terhadap IDC dilakukan dalam bentuk seruan untuk mendukung kerja-kerja kemanusian IDC dan menyalurkaninfaq ke lembaga ini guna membantu keluarga Syuhada dan Mujahid.Akan tetapi, saat ini postingan dukungan ABB tersebut sudah tidak ditemukan lagi.9Demikian pula dengan postingan IDC yang membantu jaringan teror sudah dihapus dari dunia maya. Namun,beberapa masih ditemukan di situs lain yang merujuk kepada seruan ABB ini.Sepak terjang IDC sebagaipendukung kelompok pengusung kekerasan sudah cukup lama terjadi. Misalnya,lembaga ini sudah lama menyantuni keluarga anggota Jemaah Islamiyyah (JI)yang menjadi pelaku pembunuhan terhadap seorang pendeta di Jepara yang dianggap melecehkan Islam pada tahun 2013.10Dukungan dan pembenaran atas tindakan yang dilakukan oleh para pelaku pembunuhan sangat jelas dalam berita yang dimuat oleh VOA-Islam.Foto: IDC memberi santunan kepada keluarga pelaku pembunuhan pendeta.IDC,Jamaah Ansharud Daulah (JAD) danMujahidin Indonesia Timur(MIT)Secara resmi, IDC tidak mendukung ISIS. Farid Okbah sendiri anti ISIS dan sudah barang tentu anti JAD dan JAK. Namun demikian, karena sebagian aktivis IDC adalah 9Dokumentasi PAKAR.10A Ahmad Jundullah, "Allahu Akbar!!! Trio Mujahid Jepara Eksekusi Murtadin Penghujat Islam", VOA-Islam, 25 Juni 2013, https://www.voa-islam.com/read/indonesiana/2013/06/25/25451/eksekusi-murtadin-penghujat-islam-trio-mujahid-jepara-diancam-hukuman-mati/, diakses 15 Januari 2020.
6pendukung ISIS, maka IDC pun banyak memberikan bantuan kepada napiter yang berlatar belakang JAD.IDC memiliki keterkaitan dengan kelompok JAD dan MIT, melalui salah seorang wartawan VOA-Islam, Abdurrahman Hamidan alias Abu Asbal, yang merupakan penghubung antara JAD dengan MIT. Sekitar Maret 2016, IDC menyediakan tempat untuk menginap dan menyiapkan logistik bagi Abu Asbal. Logistik tersebut kemudian dikirimkan Abu Asbal ke anak buah Santoso di Poso.11Saat ini,Abu Asbal tengah menjalani masa hukuman di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Pasir Putih, PulauNusa Kambangan.IDC dan Kasus ZoyaPada 1 Agustus 2017, M. Alzahra alias Zoya meninggal dunia setelah dihakimi dan dibakar hidup-hidup oleh massa setelah dituduh mencuri perangkat suara di Mushola Kampung Cabang Empat, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi.12Peristiwa yang memilukan tersebut kemudian menarik simpati dan perhatian masyarakat banyak, dan kemudian diikuti dengan berbagai aksi solidaritas pengumpulan dana untuk ahli waris Zoya. IDCjuga kemudian mengumpulkan dana dari masyarakat atas nama misi kemanusiaan untuk keluarga almarhum Zoya.11Dokumentasi PAKAR, February 2017.12Edmiraldo Siregar, "Akhir Tragis Tukang Amplifier Dibakar Hidup-Hidup Edmiraldo Siregar", Liputan 6, 5 Augustus 2017, https://www.liputan6.com/news/read/3047255/akhir-tragis-tukang-amplifier-dibakar-hidup-hidup, diakses 15 Januari 2017.
7Dalam periode 5-13 Agustus 2017, IDCberhasil mengumpulkan dana dari masyarakat sebesar Rp651.582.000 (enam ratus lima puluh satu jutalima ratus delapan puluh dua ribu rupiah). Pada hari terakhir pengumpulan donasi, IDC bahkan mengadakan kegiatan tabligakbar yang salah satu kegiatannya adalah juga mengumpulkan dana.Sayangnya, IDChanya menyerahkan sebagian dana dari masyarakat tersebutuntuk keluarga almarhum Zoya,yaitu sebesar Rp251.582.000 (dua ratus lima puluh satu jutalima ratus delapan puluh dua ribu rupiah). Sedangkan,sisa dana sebesar Rp400.000.000 (empat ratus juta rupiah) masuk ke kas IDC untuk membiayai kegiatan lembaga ini.13Saat menjelaskan kepada media, IDC berkilah bahwa mereka hanya menyerahkan sebagian dana yang terkumpul dari masyarakat,karena sudah terlalu banyaknya bantuan terhadapkeluarga Zoya dari berbagai sumber atau lembaga kemanusiaan lainnya,termasuk dari Pemerintah. Alasan yang tidak logis karena IDC telah menyelewengkan kepercayaan masyarakat yang telah menyumbang untuk almarhum keluarga Zoya. 2.Azzam Dakwah Center(ADC)Para aktivisADC tidak hanya mendukung jejaring teror,tetapi merekajugaterlibat dalam kelompok terorisme. Pimpinan lembaga ini,Achmad Romadlan Deny alias Azzam,telah dipidana oleh Pengadilan Negeri Jakarta Barat karena terlibat kasus terorisme. Bahkan,sebenarnya Deny alias Azzam adalah juga menjabat sebagai bendahara organisasi Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Jawa Tengah.JAD sendiri telah ditetapkan sebagai organisasi teroris yang berafiliasi dengan ISIS oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada 2018dan ideolog kelompok ini,yaituOman Rochman alias Ustadz Aman juga telah dijatuhi pidana mati karena dianggap sebagai inspirator berbagai serangan teror yang dilakukan oleh anggota JAD.Meskipun demikian,ADCtidak pernah diadili sebagai sebuahorganisasi yang terlibat dalam tindak pidana terorismemeskipun mayoritas pengurusnyaterlibat tindak pidana terorisme.13Siswanto dan Dian Rosmala, "Penjelasan IDC Kenapa Tak Serahkan Semua Dana ke Keluarga Zoya", Suara, 4 Oktober 2017, https://www.suara.com/news/2017/10/04/190220/penjelasan-idc-kenapa-tak-serahkan-semua-dana-ke-keluarga-zoya, diakses 16 Januari 2020.
8Selain Azzam, ada beberapa pengurusdanrelawan ADC yang telah dipidana karena terlibat dalam aksi terorisme. Pada November 2016 mereka menggunakan kantor ADC untuk merencakan pembuatan bom dan menyimpan bom yang mereka buat.14Foto: Ahmad Romadlan Deny alias Azzam saat menjalani persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta BaratSalah satu aktivis ADC yang cukup menjadi perhatian adalah Nur Solihin yang merupakan bendahara ADC.Nur Solihin bersama istrinya,Dian Yulia Novi,merencanakan serangan bom panci terhadapIstana Kepresidenanpada Desember 2016.Dalam hal penyaluran bantuan kemanusiaan, ADC tidak jarang mendistribusikan dana bantuan yang dikumpulkan dari masyarakat kepada jaringan (keluarga) pelaku tindak pidana terorisme. Para penerima bantuan ADCbukanhanya keluarga napiter di Jawa,melainkan juga diberbagai pelosok Indonesia.14Dokumentasi PAKAR, Desember 2016.9Foto: Penyaluran bantuan ADC untuk anak pelaku tindak pidana terorisme di Banten dan Nusa Tenggara Barat.Saat ini semua aktivitas ADCdi berbagai platform sosial media sudah terlihat tidak aktif lagi, dan kegiatan lembaga ini seakan terhenti, terutama sejak pimpinan ADC dan beberapa pengurusnya ditangkap karena kasus terorisme.3.Baitul Mal Ummah(BMU)Baitul Mal Ummah (BMU) didirikan oleh Aznop Priyandibersama kawan-kawannyapada pertengahan 2015. Para aktivis BMU, di antaranya Aznop Priyandi, Pepen Pranyoto dan Reza Alfino,saat ini tengah menjalani hukuman di berbagai lembagapemasyarakatan (lapas)atas keterlibatan mereka dalam i'dad (persiapan jihad/pelatihan paramiliter),pembelian senjata secara ilegal dan rencana serangan terhadap kelompok syiah.15BMU aktif menggalang dana melalui media sosial, terutama melalui grup-grup Telegram, misalnya grup Warung Kopi/Warkop.16Para aktivisBMU menyalurkan dana tersebut untuk membantu keluarga napiter. Selain itu,mereka menggunakan dana BMU untuk 15Dokumentasi PAKAR, Juni 2017.16Group Warkop sudah ditutup. Dokumentasi PAKAR Juni 2017.10mendanai operasional JAD Medan, pelatihan paramiliterdan membeli senjata tajam(20 buah pisau lempar) danamunisi (29 butir peluru FN dan 3 butirpeluru M16) pada November 2016-Maret2017.174.Anfiqu CenterAnfiqu Center muncul ke permukaan ketikaADC mulai tidak aktif. Berbeda dari ADCyang rajin mempublikasi kegiatannya, lembaga ini terlihat lebih clandestinedan bergerak cukup senyap.18Anfiqu Center terkait erat dengan napiter dan mantan napiter pro-ISIS karena mereka pernah menjadi penasehat Anfiqu Center. Di antara mereka adalah Saiful Muhtorir alias Abu Gar (komandan militer JAD) dan Mustaqim alias Abu Yusuf (mantan anggota JI, kini sudah bebas dan tinggal di Lampung). Karena konflik internal dan terjadi perebutan pengaruh di dalam Anfiqu Center, kini mereka melepaskan diri dari Anfiqu Center. Dua orang napiteryang saat ini masih aktif di Anfiqu Center adalah Andika (napiter di Lapas Tangerang) dan Ibadurrahman (anggota sel Bahrun Naim dan perencana pemboman gereja, vihara dan Mako Brimob di Jateng pada Agustus 2015).19Disamping itu, pengurus utama Anfiqu Center sendiri, yaitu Alfandi Suko Andreanto,adalah anak kandung dari seorang napiter bernama Sugiyanto alias Abu Kembar (salah satu anggota kelompok Ibadurrahman).20Dukungan Anfiqu Center terhadap terorisme tampak nyata dalam aktivitas mereka. Bekerja sama dengan lembaga amal lainnya, yaitu GASHIBU, mereka menyediakan rumah singgah bagi keluarga napiter yang pro-ISIS dan anti pemerintah. Mereka juga aktif menjemput para napiter yang pro-ISIS dan memfasilitasi kepulangan mereka saat bebas dari penjara. Di antara para napiter yang pernahdijemput adalah Helmi Muhammad Alamudi (fasilitator JAD asal Malang),21Mustaqim alias Abu Yusuf,22Agus Riyanto(anggota Firqah Abu Hamzah)23dan Iwan Sobirin (anggota JAD).2417Dokumentasi PAKAR, Agustus 2017.18Laman FacebookAnfiqu Center, https://www.facebook.com/anfiqu123/.19Wawancara PAKAR, Oktober 2018.20Ibid.21Dokumentasi PAKAR, Desember 2018.22Dokumentasi PAKAR, Juli 2019.23Dokumentasi PAKAR, April 2019.24Dokumentasi PAKAR, Oktober 2018.
115.Gerakan Sehari Seribu (GASHIBU)Keterlibatan Gashibu dalam terorisme bisa dilihat dari pimpinan mereka dan aktivitasnya. Pertama, Gashibu banyak melibatkan para mantan napiter yang pro-ISIS. Gashibu sendiri saat ini dipimpin oleh Abdul Aziz, seorang mantan anggota JI, pendukung ISIS dan mantan napiter asal Pekalongan.25Salah seorangteman Abdul Aziz, Agung Setyadi (mantan napiter danmantan anggota JI namunkini menjadi anggota JAD),ikut aktif mengelola Gashibu. Sementara itu, salah seorang rekan mereka, yaitu Wahyudi alias Piyo(mantan napiter dan mantan anggota kelompok Fajar Taslim), menjadi pengelola rumah singgah Gashibu di Cilacap, yang hanya mengakomodasi para keluarga napiter yang pro-ISIS.26Kedua, Gashibu memfasilitasi kelompok teroris pecahan Jamaah Anshorul Khilafah/JAK. Pengurus Gashibu, yaitu Wahyudi, menyediakan tempat pertemuan di rumah singgah Gashibu di Cilacap bagi anggota-anggota kelompok ini sebelum mereka melakukan penyerangan terhadap anggota polisi di Yogyakarta pada Juli 2018.27Ketiga, Gashibu memberikan bantuan dana kurang lebih Rp50 juta per bulan kepada kelompok ekstrimis Poso yang terkait erat dengankelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur.28Keempat, Gashibu banyak memfasilitasi kepulangan para napiter saat mereka bebas dari penjara. Di antara napiter yang dijemput dan diberi bantuan dana oleh Gashibu di hari kebebasan mereka adalah Busron Abu Bakar (anggota MIT),29Koswara (anggota JAD Bekasi)30dan Sutriono (anggota MIT).31Kelima, Gashibu juga menghubungkan keluarga-keluarga napiter dengan tokoh-tokoh ekstrimis yang kaya yang menjadi donatur mereka. Biasanya,Gashibu mengantar mereka untuk menemui donatur tersebut selepas mereka pulang dari kunjungan ke lapas.326.Aseer Cruee Center (ACC)Berbeda dengan kedelapanlembaga amal lainnya yang berafiliasi dengan JAD, ACC berafiliasi dengan Jamaah Ansharul Khilafah (JAK). Salah satu pengurus ACC, Abu Zubair, adalah anggota JAK aktif di Bekasi. 25Dokumentasi PAKAR, Mei 2019.26Ibid. 27Dokumentasi PAKAR, Juli 2018.28Dokumentasi PAKAR, Januari 2020.29Dokumentasi PAKAR, April 2019.30Dokumentasi PAKAR, Mei 2019.31Dokumentasi PAKAR, Januari 2019.32Dokumentasi PAKAR, Januari 2020.

__._,_.___

Posted by: Hery Dono <herydono@yahoo.com>
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar