Kasus Korupsi Kadin Jatim: La Nyalla Sebaiknya Jujur Pada Dirinya & Jujur Pada Allah
Dalam kasus korupsi Kadin (Kamar Dagang & Industri) Jawa Timur(Jatim), sebaiknya La Nyalla Mattalitti jujur pada hatinya sendiri yang paling dalam & jujur pada Allah. Dengan demikian tidak perlu terjadi polemik, fitnah, tindakan-tindakan anarkis, adu domba masyarakat dll.
Hal ini disampaikan oleh Mustain, seorang guru pelajaran agama pada sebuah SD (Sekolah Dasar) di Surabaya.
"Jika memang tidak korupsi, tentunya La Nyalla akan berani bersumpah & menyatakan Demi Allah Saya Tidak Korupsi", ujarnya
Menurut Mustain, daripada berbelit-belit seperti sekarang ini dengan berbagai argumen maupun alasan pembenaran secara hukum. Apalagi ada pengerahan massa untuk berdemonstrasi dan bahkan ada pengerahan massa untuk menggelar doa bersama dengan isu agar lolos dari jerat hukum, maka sebaiknya La Nyalla bertanya pada hatinya sendiri yang paling dalam, saya korupsi atau tidak?
"Masa, mau menipu atau membohongi Allah", ujarnya.
"JIka La NYalla memang tidak korupsi, bersumpahlah dengan menyebut nama Allah, bahwa dia tidak korupsi. Dan berjuanglah untuk menegakkan kebenaran" katanya.
"Tapi, jika memang La Nyalla korupsi, ya sudahlah jujur saja dan tidak perlu melakukan berbagai manuver untuk menutupi kesalahan. Apalagi berita di media massa menyebutkan adanya bahwa pengusutan kasus korupsi Kadin Jatim itu adalah karena kepala Kejati (Kejaksaan Tinggi) Jatim melakukan kriminalisasi pada La Nyalla. Tentunya jika memang melakukan korupsi, kenapa malah menambah dosa dengan melakukan fitnah2 yang keji, mengadu domba masyarakat, mengorbankan anak buahnya di Kadin & Pemuda Pancasila Jatim?, tuturnya.
"Memang sekarang masalah ini sedang dalam proses hukum, dimana La Nyalla melakukan pra-peradilan dengan tujuan agar penetapannya sebagai tersangka dinyatakan tidak sah oleh hakim. Hukum memang bisa dimain-mainkan, akan tetapi Allah tidak bisa ditipu & dibohongi" kata Mustain.
"Kita harus ingat bahwa segala yang kita lakukan akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah. Dalam masalah ini, kita hanya mengingatkan pada hakim, pengacara dll, apakah kita akan berani & melakukan tipu daya kepada Allah?, sambungnya.
Menurut ustad muda ini, kasus korupsi memang rumit, tapi yang jelas disana ada perbuatan mengambil hak masyarakat yang lebih berhak. Negeri ini dibelit berbagai kasus korupsi & menjadi terhambat untuk menuju kemajuan, karena para pelaku maupun pihak-pihak yang terlibat mungkin merasa akan hidup selamanya.
Menanggapi pernyataan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) beberapa waktu yang lalu, bahwa banyak transaksi korupsi dilakukan dengan kedok melakukan umroh atau dilakukan pada saat melakukan umroh bersama, Mustain menyatakan, bahwa inilah fenomena yang memprihatinkan.
"Hal semacam ini memang fenomena yang memprihatinkan, bisa dilihat banyak hal yang mirip dengan itu, misalnya banyak koruptor tampak rajin beribadah akan tetapi juga tanpa ragu melakukan korupsi. Tampak seolah-olah beribadah kepada Allah, akan tetapi sebenarnya para pelaku korupsi itu sama sekali tidak percaya pada kekuasaan Allah, sehingga mereka tanpa ragu & sama sekali tidak takut melakukan tipu daya kepada Allah" cetus Mustain
"Maka sekali lagi kita hanya mengingatkan, memilih jujur pada hatinya sendiri & bertakwa pada Allah, atau kita memilih melakukan tipu daya kepada Allah. Memang didunia tampaknya saja kedholiman akan bisa menang, akan tetapi semua manusia akan mati dan mempertanggungjawabkan segala perbuatannya. Semoga saja renungan semacam ini bisa mengurangi perilaku koruptif dan bisa membawa negeri ini pada kemajuan", pungkasnya